Pak Kinong dan Keteguhan Menebar Virus Baca dengan Bemo 'Kutu Buku'

18 Oktober 2017 5:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kinong dan Bemo "Kutu Buku"  (Foto: Anggi Dwiky/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kinong dan Bemo "Kutu Buku" (Foto: Anggi Dwiky/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sutisno Hadi, atau lebih dikenal sebagai Pak Kinong memang tidak memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi. Tapi, upaya Pak Kinong meningkatkan minat baca anak-anak di Jakarta begitu luar biasa.
ADVERTISEMENT
Bagaimana caranya? Pria berusia 58 tahun itu menyulap bemo miliknya menjadi perpustakaan keliling. Bemo itu dikenal dengan nama 'Kutu Buku'. Sejumlah selebriti, akademisi, hingga pejabat pernah menemuinya dan memberikan apresiasi khusus. Pak Kinong juga pernah diundang ke Istana oleh Presiden Joko Widodo.
Bemo untuk pustaka keliling masuk istana. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bemo untuk pustaka keliling masuk istana. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Namun, beberapa waktu belakangan, bemo yang menarik perhatian publik ini sedang tidak beroperasi. Usut punya usut, ternyata Pak Kinong sedang mengumpulkan dana operasional bemo perpustakaan Kutu Buku-nya.
"Jadi rencananya biar lebih banyak operasionalnya bemo perpustakaannya, nah kita sambil jualan biar ada dana operasionalnya supaya bemo tersebut tetap aktif gitu," kata Pak Kinong saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com), Jumat (13/10).
Pak Kinong dan bemonya (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pak Kinong dan bemonya (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
Kinong saat ini tengah membuat etalase untuk memajang dagangan seperti kopi dan makanan ringan di bemonya sembari berkeliling membagikan ilmu. Dia tak menggunakan bemonya untuk mengangkut orang, melainkan mengangkut buku sekaligus menjadikannya semacam food truck.
ADVERTISEMENT
Pria beranak tujuh ini juga menuturkan, dirinya saat ini tengah berusaha mengumpulkan dana untuk membiayai operasional warung. Dia mencari tambahan dana melalui apa saja yang bisa ia kerjakan, salah satunya membantu memperbaiki mesin bemo temannya yang rusak.
Buku bacaan dari bemo Sutisno (Foto: Novrian Arbi/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Buku bacaan dari bemo Sutisno (Foto: Novrian Arbi/Antara)
"Ya kita kan masih usaha, usahanya apa? Ya kita bantu-bantu servis bemo teman-teman dari komunitas kita. Minta dimodifikasi begini, lalu kita kasih tahu nominalnya berapa, terus tenaga kita dibayar dari situ saya usaha menyisihkan hasilnya buat dana," bebernya.
Selain itu, Kinong yang telah mengoperasikan 'Kutu Buku' sejak 2013 ini menegaskan, dirinya masih mampu berusaha sendiri mengumpulkan dana operasional itu. Dia juga sudah mendapat tawaran dari beberapa donatur yang siap membantu secara finansial. Hebatnya, Kinong tak serta merta memanfaatkan bantuan tersebut.
Bemo penebar ilmu dari Sutisno (Foto: Novrian Arbi/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Bemo penebar ilmu dari Sutisno (Foto: Novrian Arbi/Antara)
"Modal-modal untuk jualan supaya ada hasil, sekarang kita lagi nyari. Cuma kalau nanti kita misalnya minta, Untar (Universitas Tarumanegara) pun pasti membantu. Tapi kita kan masa dari enggak bisa apa-apa sampai dapat piagam penghargaan mau minta terus, kan malu kita," tutur Kinong.
ADVERTISEMENT
Pak Kinong juga ogah menggalang bantuan dana. Dia khawatir ada pihak-pihak yang justru menyalahgunakan niatnya meningkatkan pengetahuan anak-anak Jakarta. Namun Pak Kinong mengaku tidak pernah menolak bantuan.
Bemo penebar ilmu di Jakarta (Foto: Novrian Arbi/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Bemo penebar ilmu di Jakarta (Foto: Novrian Arbi/Antara)
"Kalau ada yang bantu alhamdulillah, tapi kalau enggak ada ya enggak apa-apa, kan kita masih bisa berupaya," kata Kinong.
Dia juga berencana membuat bemo Kutu Buku di kampung halamannya di Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah. "Nanti di Jakarta satu (bemo Kutu Buku), di Bumiayu juga satu,"tuturnya.