Nasaruddin Umar Sambangi KPU, Kerja Sama Turunkan Sentimen Agama di Pemilu

19 Mei 2023 13:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Imam besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Ummar di kantor KPU, Jakarta, Jumat (19/5).  Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Imam besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Ummar di kantor KPU, Jakarta, Jumat (19/5). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Majelis Tinggi Agama (MTA) yang diwakili oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar menyambangi KPU untuk audiensi terkait menjaga perdamaian antarumat beragama menjelang Pemilu 2024.
ADVERTISEMENT
“Ini sebuah tradisi baru yang akan kita lakukan, kerja sama Majelis Tinggi Agama dengan KPU. Dan ini saya kira belum pernah dilakukan sebelumnya ya, bagaimana supaya emosi keagamaan itu kita tidak libatkan terlalu jauh di dalam rangka memperjuangkan suatu kepentingan jangka pendek,” kata Nasaruddin di kantor KPU, Jakarta, Jumat (19/5).
“Jadi kita demikian para pimpinan umat beragama ini, akan memberikan semacam direction kepada anggota-anggota majelis kami di bawah sampai tingkat daerah, supaya ikut serta memberikan kematangan beragama dan dalam menghadapi pesta politik ini,” tambahnya.
Nasaruddin mendorong agar ayat-ayat agama tidak digunakan sebagai alat kampanye karena akan membingungkan umat.
“Mari kita melakukan pesta demokrasi ini tapi tanpa mencederai persaudaraan kita satu sama lain, seusai pemilu kita menerima satu sama lain,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Imam besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Ummar di kantor KPU, Jakarta, Jumat (19/5). Foto: Luthfi Humam/kumparan
Lebih lanjut, Nasaruddin juga menyebut sentimen agama khususnya politik identitas di Pemilu 2024 juga akan mereda seiring dengan kematangan beragama dan berpolitik masyarakat Indonesia.
“Insyaallah kalau saya bayangkan ya itu nanti akan mereda. Kan kematangan beragama kematangan berpolitik masyarakat Indonesia semakin bagus ya,” ungkap dia.
“Mari kita hati-hati dalam melibatkan kitab suci karena kitab suci itu akan elegan sampai akhir zaman, bukan untuk kepentingan sesaat,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua KPU Hasyim Asyari menyebut bahwa agama akan berbahaya jika dicampur adukan dengan politik.
“Yang berbahaya itu adalah kemudian isu agama campur dengan isu etnis, campur dengan isu politik,” kata Hasyim.
“Sehingga ini penting diterjemahkan bersama-sama para pimpinan Majelis Tinggi Agama kepada para jemaahnya bahwa Pemilu tidak boleh baperan istilah anak mudanya,” tutup dia.
ADVERTISEMENT