Nadiem: Sampoerna-Tanoto Foundation Tetap di POP, tapi Tak Terima Dana Hibah

29 Juli 2020 10:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Webinar peluncuran program merdeka belajar episode 5 oleh Mendikbud Nadiem Makarim. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Webinar peluncuran program merdeka belajar episode 5 oleh Mendikbud Nadiem Makarim. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, memastikan Putera Sampoerna Foundation dan Tanoto Foundation tetap bergabung dalam Program Organisasi Penggerak (POP). Namun, ia menyebut kedua yayasan tersebut tak akan mendapatkan dana hibah yang bersumber dari APBN Program Kemendikbud itu.
ADVERTISEMENT
"Untuk yang dua yayasan yang juga Sampoerna dan Tanoto, bahwa mereka sama sekali tak akan menerima hibah dari pemerintah sepeser pun, tidak akan menerima APBN," kata Nadiem dalam diskusi virtual di akun Youtube KPK bertema Menjaga Integritas dalam Implementasi Kebijakan PPDB, Rabu (29/7).
"Tapi mereka masih tetap akan bergabung dalam program agar kita bisa belajar dari pengalaman mereka dan semuanya diukur dalam sistem monitoring kita," sambung dia.
Terkait lolosnya dua yayasan besar tersebut dalam program POP, memang banyak mendapatkan protes sejumlah pihak. Sebab, proposal kedua yayasan besar itu lolos sebagai penerima kucuran hibah masing-masing Rp 20 miliar.
Nadiem menyatakan bahwa keduanya akan menjalankan program dengan menggunakan dana mandiri. Bukan dengan memakai uang negara.
ADVERTISEMENT
TK Raja Garuda Mas milik Tanoto Foundation. Foto: Dok. Tanoto Foundation
Pada kesempatan yang sama, Nadiem juga menjelaskan mengenai maksud utama Program Organisasi Penggerak Kemendikbud. Ia menyebut bahwa tujuan program itu ialah untuk mencari program inovasi dari yayasan dan lembaga yang tergabung di dunia pendidikan yang paling efektif untuk diterapkan secara nasional.
"POP itu apa sih? program POP itu sebenarnya misinya cuma satu, kesempatan untuk Kemendikbud belajar dari organisasi organisasi pendidikan yang sudah bertahun tahun bahkan berpuluh-puluh tahun mengerjakan berbagai inovasi di lapangan," kata Nadiem.
"Jadi kita pada saat program itu berjalan, satu tahun kita akan evaluasi mana yang menciptakan suatu dampak yang tinggi berdasarkan survei karakter dan teknik-teknik jurus pola pikir yang paling efektif akan kita ambil dan kita implementasikan dalam skala nasional," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Terkait program ini, Kemendikbud mengalokasikan anggaran Rp 567 miliar per tahun untuk membiayai pelatihan atau kegiatan yang diselenggarakan 156 organisasi terpilih. Organisasi yang terpilih dibagi menjadi kategori III yakni Gajah, Macan dan Kijang. Untuk Gajah dialokasikan anggaran sebesar maksimal Rp 20 miliar per tahun, Macan Rp 5 miliar per tahun, dan Kijang Rp 1 miliar per tahun.