Menhan Afghanistan Kutuk Ashraf Ghani Kabur ke Tajikistan: Orang Kaya Sialan

16 Agustus 2021 0:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. Foto: REUTERS/Stringer/File Photo
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. Foto: REUTERS/Stringer/File Photo
ADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan Afghanistan, Jenderal Bismillah Mohammadi, buka suara terhadap kaburnya Presiden Ashraf Ghani ke Tajikistan pada Minggu (15/8).
ADVERTISEMENT
Ghani kabur ke Tajikistan setelah Taliban menduduki Ibu Kota Kabul. Mereka masuk dari segala penjuru.
Bismillah tidak bisa menutupi kekecewaannya kepada Ghani. Bahkan ia menyebutnya sebagai orang kaya sialan.
"Mereka mengikat tangan kami di belakang punggung kami dan menjual tanah air, orang kaya sialan dan gengnya," tulis Bismillah dikutip dari CNN.
Sebelumnya, Kantor Kepresidenan Afghanistan tidak bersedia memberikan banyak keterangan terkait kepergian Ghani ke Tajikistan. Hal ini demi keselamatan Ghani.
"(Kami) tidak bisa mengatakan apa-apa tentang gerakan Ashraf Ghani karena alasan keamanan," kata Kantor Kepresidenan Afghanistan.
Sementara Ketua Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional Afghanistan, Abdullah Abdullah, menyebut Ghani sudah bukan lagi Presiden Afghanistan.
"Fakta bahwa mantan Presiden Afghanistan meninggalkan negara itu dan menempatkan orang-orang dan negara dalam situasi yang buruk, Tuhan akan meminta pertanggungjawabannya dan orang-orang Afghanistan juga akan menghakiminya," kata Abdullah.
Seorang pejuang Taliban berdiri di kota Ghazni, Afghanistan. Foto: Stringer/REUTERS
Abdullah meminta seluruh masyarakat Afghanistan tetap tenang. Ia yakin Tuhan akan segera memberikan pertolongan.
ADVERTISEMENT
"Dalam keadaan saat ini, satu-satunya hal yang saya katakan adalah bahwa Tuhan memberi kita kekuatan untuk menjaga perdamaian," ucap Abdullah.
Selain itu, Abdullah meminta pasukan pertahanan untuk bekerja sama menjaga keamanan. Sedangkan kepada pasukan Taliban, Abdullah ingin mereka membuka ruang negosiasi.
Akan tetapi, Dua pejabat Taliban menegaskan tidak akan ada pemerintahan transisi di Afghanistan. Mereka ingin pemerintah segera menyerahkan kekuasaan kepada mereka secara penuh.