Mengenal Syok Sepsis yang Dialami Fajri ‘300 Kg’ Sebelum Meninggal

22 Juni 2023 19:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keluarga jenazah Fajri menaburkan bunga ke makam usai pemakaman di TPU Menteng Pulo, Jakarta, Kamis (22/6/2023). Foto: Jamal Ramadan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga jenazah Fajri menaburkan bunga ke makam usai pemakaman di TPU Menteng Pulo, Jakarta, Kamis (22/6/2023). Foto: Jamal Ramadan/kumparan
ADVERTISEMENT
Muhammad Fajri (27) pria dengan bobot nyaris 300 kg sempat mengalami syok sepsis sebelum akhirnya meninggal dunia Kamis (22/6) dini hari pukul 1.25 WIB. Syok sepsis ini dipicu oleh infeksi yang semakin memburuk.
ADVERTISEMENT
“Syok sepsis ini adalah suatu keadaan di mana terjadi respons tubuh terhadap infeksi yang berat,” kata koordinator dokter yang merawat Fajri, dr Sidharta Kusuma, dalam konferensi pers di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, Kamis (22/6).
Keadaan syok sepsis bisa ditandai dengan gagalnya fungsi organ dalam, seperti gagal ginjal hingga gagal jantung.
Sejak awal dirujuk ke RSCM, Fajri sudah mengalami infeksi parah di kaki bagian kanan, infeksi ini juga merambat ke paru-parunya hingga membuat Fajri kesulitan bernapas dan tidak bisa tidur telentang.
Syok sepsis yang dialami Fajri juga mengakibatkan fungsi ginjal Fajri terganggu, sehingga Fajri harus menggunakan alat bantuan khusus layaknya sebuah ginjal pengganti.
“Ginjalnya bermasalah juga karena syok sepsisnya. Kemudian kita lakukan dengan terapi pengganti ginjal bersama dengan dokter Pringgo, spesialis dokter ginjal dan hipertensi, kemudian berkoordinasi dengan dokter lainnya. Dokter pencernaan juga, pencernaannya juga kena masalah juga,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Selama 14 hari sejak dirujuk 10 Juni 2023 lalu, Fajri menjalani perawatan intensif dan dipantau langsung oleh 9 dokter spesialis di RSCM, hingga akhirnya ia mengembuskan napas terakhir malam tadi.
Menurut Sidharta, infeksi yang diderita Fajri sudah terjadi sejak lama, salah satu pemicunya adalah obesitas yang diidapnya.
“Jadi memang ada kondisi sepsis itu lebih gampang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu seperti pasien dengan komorbid, namanya ini obesitas morbid (lemak yang menumpuk dalam tubuh sangat banyak) kalau kejadian pada Tuan MF,” kata Sidharta.
“Pada Tuan MF karena daya tahan tubuh sudah turun jadi kuman di rumah dan lingkungan pun inilah yang membuat gampang sekali terjadi infeksi, dan infeksi ini mengakibatkan kegagalan di beberapa organ tubuhnya,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Fajri mengalami berat badan berlebih atau obesitas akibat tidak melakukan aktivitas sama sekali selama 8 bulan usai cedera kaki. Bobotnya naik dari 120 kg menjadi 280 kg lebih dan membuatnya mengalami kesulitan mobilitas/bergerak.