Melihat Pameran Seni Berjalan Bertemakan Isu Sosial di Yogyakarta

17 Oktober 2020 13:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pameran Berjalan di Jalan Suroto, Kotabaru, Kota Yogyakarta, Jumat (16/8) malam. 
 Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pameran Berjalan di Jalan Suroto, Kotabaru, Kota Yogyakarta, Jumat (16/8) malam. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jumat (16/10) malam, trotoar di Jalan Suroto, Kotabaru, Kota Yogyakarta, tidak seperti biasanya. Sejumlah seniman tampak berderet di sepanjang trotoar sembari menampilkan karyanya. Selama 3 jam, pameran seni yang mengangkat isu sosial terkini bisa dinikmati warga yang melintas.
ADVERTISEMENT
Koordinator acara, Revo, menyampaikan acara ini merupakan bagian dari Pekan Budaya Bergerak, yaitu serangkaian kegiatan parade seni budaya dengan pemanfaatan ruang publik sebagai ruang temunya.
"Parade pertama yang dihadirkan adalah Pameran Berjalan yang berlokasi di Jalan Suroto. Kita di sini adalah masyarakat biasa yang ingin membuat bentuk pameran seni yang memanfaatkan hak pejalan kaki yaitu trotoar. Karena trotoar ini sangat bagus dan kita ingin memanfaatkan hak untuk berpendapat dan mengeluarkan karya yang ada," kata Revo di lokasi, Jumat (16/10) malam.
Pameran Berjalan di Jalan Suroto, Kotabaru, Kota Yogyakarta, Jumat (16/8) malam. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Pameran Berjalan di Jalan Suroto, Kotabaru, Kota Yogyakarta, Jumat (16/8) malam. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Karya seni yang ditampilkan ini merupakan hasil karya dari berbagai latar belakang. Tak hanya seniman, tetapi juga mahasiswa seni, mahasiswa biasa, hingga pekerja lepas juga terlibat.
"Pemilihan karya tidak ada yang spesifik. Kami mencari karya yang membicarakan keresahan masyarakat hari ini dan isu sosial yang ada. Paling tidak dari karya ini untuk menciptakan diskusi di antara para pengunjung pameran dan orang yang memegang karyanya," ungkap Revo.
Pameran Berjalan di Jalan Suroto, Kotabaru, Kota Yogyakarta, Jumat (16/8) malam. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Pameran ini dibuat dengan biaya seminimal mungkin. Misalnya, mereka tidak memanfaatkan listrik tambahan dan hanya memanfaatkan infrastruktur yang ada.
ADVERTISEMENT
"Ada 15 karya. Ada cukil, kanvas, karya digital print. Beberapa mix media yang ditempelkan sporadis," ujarnya.
Selain isu sosial, seperti soal kekerasan seksual hingga pertanian, ada karya-karya lainnya yang mengangkat partisipasi warga. Misalnya dengan melukis, warga yang datang bisa minta dilukiskan atau ikut melukis.
Pameran Berjalan di Jalan Suroto, Kotabaru, Kota Yogyakarta, Jumat (16/8) malam. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
"Tapi ada karya yang tidak bermuatan politis tapi membuka partisipasi warga misalnya melukis di jalan, orang bisa datang minta dilukiskan," ujarnya.
Sementara itu, Sita Syara, salah seorang seniman yang terlibat, menjelaskan dirinya mengangkat karya bertema kekerasan seksual. Karya ini merupakan aspirasi dirinya atas tak kunjung disahkannya RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS).
"Ini mix media di kanvas. Aku angkat isu kekerasan seksual karena kita tahu aksi kekerasan seksual semakin meningkat. Sedangkan konsen dari pemerintah malah nggak ada dan mereka malah bahas omnibus law dan RUU PKS ditunda lagi," tutur Sita.
ADVERTISEMENT
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona