Massa Mahasiswa di Sumut Demo Kenaikan Harga BBM, Ditemui Edy Rahmayadi

14 April 2022 17:42 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi didampingi Wali Kota Medan Bobby Nasution saat ditanya wartawan di Kantor Gubernur Sumut, Selasa (8/3/2022). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi didampingi Wali Kota Medan Bobby Nasution saat ditanya wartawan di Kantor Gubernur Sumut, Selasa (8/3/2022). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ratusan mahasiswa di Kota Medan yang tergabung dalam kelompok Cipayung Plus berunjuk rasa di depan Gedung DPRD Sumatera Utara (Sumut), Kamis (14/4). Mereka menyoroti kenaikan harga sembako hingga kelangkaan minyak goreng (migor).
ADVERTISEMENT
Aksi para mahasiswa berjalan dengan tertib dan mendapat pengawalan dari aparat kepolisian. Saat berunjuk rasa, mereka menyampaikan 4 tuntutan mulai dari menolak kenaikan harga BBM hingga menolak kenaikan PPN 11%.
"Menolak kenaikan harga sembako dan usut tuntas mafia dan kelangkaan minyak goreng," ujar salah satu koordinator aksi Samuel Pardosi, menyampaikan tuntutan.
Saat mahasiswa berorasi, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menemui mereka. Saat itu Edy sedang menghadiri Rapat Paripurna Dewan Dalam Rangka Hari Jadi ke-74 Provinsi Sumatera Utara.
Didampingi Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting, Edy mengapresiasi aksi demonstrasi para mahasiswa
"Saya sampaikan apresiasi ke kalian, bahwa kalian mempunyai kepedulian, kalian anak-anak muda, dengan intelektual. Kalian sudah peka melihat situasi riil bangsa ini," ujar Edy kepada pengunjuk rasa.
Edy Rahmayadi saat menemui mahasiswa di DPRD Sumatera Utara. Foto: Dok. Istimewa
Edy juga mengatakan dari 4 tuntutan mereka, satu di antaranya tengah dilaksanakan pihaknya. Yakni pengusutan kasus mafia minyak goreng.
ADVERTISEMENT
"Dari 4 tuntutan itu, satu yang sudah kita kerjakan yaitu yang ke empat. Kita akan mencari penyebabnya dan kenapa? Secara intelektual nanti lain waktu kita bahas," ujar Edy.
Namun terkait 3 tuntutan lainnya, kata Edy itu dia tidak memiliki kewenangan untuk menentukam kebijakan itu, karena sudah diatur pemerintah pusat.
Meski demikian, sebagai pemimpin daerah dia berjanji mengawal suara para mahasiswa sampai ke pemerintah pusat.
"Kita berhak menerima pendapat, nanti akan kita sampaikan dan kita kawal, bahwa ini suara dari Sumut," tandasnya.