Malaysia Siap Evakuasi Warganya dari Rusia Imbas Pemberontakan Wagner Group

26 Juni 2023 18:15 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pejuang kelompok tentara bayaran Wagner menarik diri dari markas Distrik Militer Selatan untuk kembali ke pangkalan, di kota Rostov-on-Don, Rusia, Sabtu (24/6/2023). Foto: Stringer/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pejuang kelompok tentara bayaran Wagner menarik diri dari markas Distrik Militer Selatan untuk kembali ke pangkalan, di kota Rostov-on-Don, Rusia, Sabtu (24/6/2023). Foto: Stringer/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Malaysia siap mengevakuasi warganya dari Rusia jika keselamatan mereka terancam imbas pemberontakan yang gagal, oleh kelompok tentara bayaran Wagner Group.
ADVERTISEMENT
Tercatat ada 755 warga negara Malaysia yang saat ini berada di negara yang sedang dilanda konflik militer tersebut.
Dikutip dari Bernama, hal itu disampaikan oleh Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi, dalam sebuah konferensi pers di sela-sela Konferensi Federal Bureau of Investigation National Academy Associates (FBINAA) Asia Pasifik, pada Senin (26/6).
"Pemerintah, melalui Wisma Putra (Kementerian Luar Negeri), telah membuat pengaturan untuk membawa pulang warga negara Malaysia dari negara itu kapan saja, jika diperlukan," ujar Ahmad Zahid.
Dia juga menambahkan, pemerintah Malaysia telah mencermati secara saksama kondisi terkini di Rusia yang saat ini bersitegang, khususnya di Ibu Kota Moskow.
"Menteri Luar Negeri Dr Zambry Abdul Kadir juga telah memberikan pengarahan kepada Perdana Menteri Anwar Ibrahim dan saya sendiri, jadi kami memantau situasi di sana," sambung Ahmad Zahid.
T-shirt bergambar kelompok tentara bayaran swasta Wagner terlihat di toko suvenir di jalan pusat kota Arbat di Moskow pada 12 Mei 2023. Foto: Alexander Nemenov / AFP
Adapun pernyataan Ahmad Zahid merupakan tindak lanjut dari imbauan yang disebarkan oleh Kedutaan Besar Malaysia di Moskow pada Sabtu (24/6), sehari setelah pemberontakan pecah.
ADVERTISEMENT
Dalam imbauan itu, dikatakan agar seluruh warga Malaysia โ€” terutama di kota-kota besar yang banyak ditinggali warga negara asing seperti Moskow, Saint Petersburg, dan Volgograd untuk tetap waspada dan tenang.
Mereka juga diimbau untuk membatasi pergerakan di luar rumah, serta menghindari tempat-tempat yang ramai. Selain itu, di kota-kota tersebut pengamanan ketat pun diberlakukan oleh otoritas setempat.
Kedutaan Besar Malaysia turut mengimbau warganya agar senantiasa membawa dokumen pribadi seperti paspor yang masih berlaku, jika mereka berpergian.
Pada Minggu (25/6), Zambry mengatakan Kedutaan Besar Malaysia di Moskow telah menjalin kontak erat dengan semua warganya yang tercatat berada di Negeri Beruang Merah.
Pejuang kelompok tentara bayaran swasta Wagner berjaga di jalan dekat markas besar Distrik Militer Selatan di kota Rostov-on-Don, Rusia, 24 Juni 2023. Foto: Reuters
Sementara bagi warga Malaysia yang berencana mengunjungi Rusia dalam waktu dekat bukan untuk tujuan mendesak, diimbau agar menundanya hingga situasi membaik.
ADVERTISEMENT
Adapun krisis militer di Rusia terjadi setelah bos Wagner Group yang juga merupakan mantan sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, Yevgeny Prigozhin, menyerukan dilengserkannya petinggi militer Rusia imbas perseturuan di medan perang.
Prigozhin โ€” yang sudah berbulan-bulan bertikai dengan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, menuding militer negara telah melakukan penyerangan 'dari belakang' terhadap kamp-kamp tentara Wagner Group di Ukraina.
Amarah Prigozhin pun meletus, dia menyerukan puluhan ribu tentaranya untuk 'menuntut keadilan' dengan melengserkan Shoigu โ€” tanpa ada indikasi untuk menyerang Putin.
Gambar dari video yang dirilis oleh pasukan tentara bayaran Grup Wagner Rusia menunjukkan pemimpinnya Yevgeny Prigozhin membuat pengumuman mendadak dan dramatis pada hari Jumat 5 Mei 2023 bahwa pasukannya akan meninggalkan kota Bakhmut di Ukraina. Foto: Reuters
Namun, pemberontakan Wagner Group berlangsung singkat dan terhenti setelah tercapainya sebuah kesepakatan yang ditengahi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
Dalam kesepakatan tersebut, Kremlin mengatakan Prigozhin dan tentara Wagner Group akan dibebaskan dari penyelidikan pidana atas upaya mengorganisir pemberontakan bersenjata.
ADVERTISEMENT
Sebagai 'hukuman' penggantinya, Prigozhin setuju untuk diasingkan di Belarusia. Saat ini, pria berusia 62 tahun tersebut tidak diketahui keberadaannya sejak terakhir kali tersorot media saat meninggalkan wilayah Rostov pada akhir pekan lalu.
Meski demikian, menurut laporan terbaru dari Kejaksaan Agung Rusia penyelidikan terhadap Prigozhin masih tetap berjalan, sebab dia diduga telah melanggar Pasal 279 KUHP atas tuduhan mengorganisir pemberontakan bersenjata.