Malam Takbiran di Denpasar: Selawat Bergema, Berpadu Nyanyian Cinta Tanah Air

9 April 2024 22:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selawat bergema pada malam takbiran di Dusun Wanasari, Denpasar Utara, Selasa malam (9/4/2024). Foto: Rolandus Nampu/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Selawat bergema pada malam takbiran di Dusun Wanasari, Denpasar Utara, Selasa malam (9/4/2024). Foto: Rolandus Nampu/Antara
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nyanyian tentang cinta tanah air berpadu dengan selawat bergema pada malam takbiran di Dusun Wanasari, Denpasar Utara, Selasa m malam (9/4), menjelang Idul Fitri 1445 Hijriah.
ADVERTISEMENT
Lebih dari 200 pemuda dan pemudi dusun setempat secara bergantian menyanyikan lagu-lagu bertema nasionalisme dan lagu-lagu khas Idul Fitri sambil diiringi dengan dentuman drum band.
Salah satu lagu yang dinyanyikan dalam pawai tersebut, berjudul "Tanah Airku", ciptaan Ibu Sud. Lagu tersebut mengundang masyarakat di depan Masjid Raya Baiturrahman Denpasar bersama menyanyikannya.
Pecalang atau petugas pengamanan desa adat di Bali memantau situasi jalan raya saat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 di wilayah Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, Kamis (3/3/2022). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
Ketua Pelaksana Malam Takbiran Masjid Raya Baiturrahman Denpasar, Muhamad Fikri (24), mengatakan lagu tersebut merupakan inisiatif pemuda dan pemudi Muslim di daerah itu untuk memperkuat solidaritas antarumat beragama dan menjunjung tinggi nilai-nilai kesatuan Indonesia.
"Sebenarnya tidak ada makna yang terlalu muluk-muluk. Itu inisiatif dari teman-teman pemuda saja, bagaimana kita menumbuhkan jiwa nasionalisme kita, apalagi di tengah kebinekaan kita di Bali, tidak ada lebih dari pada Indonesia itu sendiri," katanya sebagaimana diberitakan Antara.
ADVERTISEMENT
Pecalang atau petugas pengamanan desa adat di Bali memantau situasi di area pusat perbelanjaan saat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 di wilayah Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, Kamis (3/3/2022). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
Hal itu juga ditunjukkan dengan berbagai penampilan dan visualisasi pawai obor, miniatur masjid dan permainan alat tradisional untuk mengiringi takbiran di tempat itu.
Ia menjelaskan ritual khas Lebaran tersebut sudah berjalan selama tiga kali oleh remaja masjid di Masjid Raya Baiturrahman.
Selain menghidupkan suasana Lebaran, pawai tersebut juga memperkuat semangat persaudaraan di tengah pluralisme agama dan budaya di Kota Denpasar, terutama kepada anak-anak muda.
Suasana ngaben atau pelebon Raja Pemecutan XI Anak Agung Ngurah Manik Parasara di Kota Denpasar, Jumat (21/1/2022). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
"Tetap jaga kebersamaan. Di Bali banyak agama, ketika Nyepi kita hormati dan ketika Lebaran kita hormati juga, tidak ada yang lebih baik dari pada Indonesia itu sendiri," katanya.
Dia berharap, lebih banyak masyarakat terlibat dalam kegiatan serupa pada tahun yang akan datang dengan pesan-pesan perdamaian bergema serta berakar dalam kehidupan masyarakat di Bali.
ADVERTISEMENT
Kegiatan pawai keliling tersebut dijaga ketat oleh aparat kepolisian dari Polda Bali, Polresta Denpasar, dan Polsek Denpasar Utara. Pawai berlangsung meriah dan kondusif.