Lockdown Berakhir, Warga China yang Ingin Bepergian Harus Tes Corona Lagi

26 Maret 2020 15:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah turis mengenakan masker saat mengunjungi Tembok Besar China di Badaling, Beijing, China, Selasa (24/3/2020). Foto: REUTERS/Thomas Peter
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah turis mengenakan masker saat mengunjungi Tembok Besar China di Badaling, Beijing, China, Selasa (24/3/2020). Foto: REUTERS/Thomas Peter
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Warga Xianning, China, tampak tak sabar untuk bepergian setelah terbebas dari status lockdown pada Kamis (26/3). Akan tetapi, mereka tak bisa serta merta melintasi perbatasan menyusul regulasi baru yang harus dipenuhi.
ADVERTISEMENT
Pemerintah China daratan mewajibkan warga Xianning yang ingin bepergian wajib melewati rapid test yang menunjukkan mereka tak terinfeksi virus corona. Tes tersebut menggunakan bahan genetik dari mengusap tenggorokan yang hasilnya akan keluar dalam hitungan jam.
“Jika kami tidak bisa mendapatkan tesnya, bagaimana kami bisa pergi? Saya tidak bisa naik kereta padahal saya sudah beli tiketnya,” ujar warga setempat, Shen Jianning, dikutip Reuters.
Sejumlah turis mengenakan masker saat mengunjungi Tembok Besar China di Badaling, Beijing, China, Selasa (24/3/2020). Foto: REUTERS/Thomas Peter
Shen mengaku sebelumnya sudah sempat ke Rumah Sakit Pusat Xianning untuk menjalani tes corona. Akan tetapi, dia diberitahu oleh dokter di sana bahwa mereka tak lagi melakukan tes. Shen pun diminta pergi ke rumah sakit yang berada di sekitar permukimannya.
Kewajiban untuk melakukan rapid test dilakukan setelah pria yang pergi dari Xianning ke Proovinsi Guandong diketahui positif corona usai menjalani tes pada pekan lalu. Kabar itu pun sempat membuat resah warga sekitar Xianning meski mengaku lega lockdown telah berakhir.
ADVERTISEMENT
“Bos saya di Shanghai menelepon saya untuk bisa kembali bekerja sesegera mungkin. Dia bahkan akan membantu saya terkait dengan persyaratan yang dibutuhkan,” kata Shen yang terkurung di Xianning ketika melihat rumahnya yang tengah dibangun
Seorang warga berjalan menggunakan masker akibat virus corona di distrik pusat bisnis Beijing, China. Foto: REUTERS/Jason Lee
Pemerintah Xianning mengumumkan tes tersebut menyusul Provinsi Hubei yang menjadi episentrum penyebaran penyakit COVID-19 mengakhiri masa lockdown-nya. Hal itu dinilai sebagai langkah besar bagi China dalam melawan corona karena lebih dari 80 persen kasus positif dan 96 persen kematian berasal dari sana.
Sementara, Ibu Kota Provinsi Hubei, Wuhan, yang menjadi lokasi penyebaran virus corona pertama kali, masih di-lockdown hingga kini sebelum sepenuhnya dipulihkan pada 8 April mendatang.