Lion Air Berputar-putar di Binjai Buntut Uji Coba Rudal India

12 Maret 2024 19:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layanan Umrah Pesawat Lion Air Surabaya - Jeddah. Foto: Lion Air
zoom-in-whitePerbesar
Layanan Umrah Pesawat Lion Air Surabaya - Jeddah. Foto: Lion Air
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pesawat Lion Air JT106 rute Surabaya-Jeddah berputar-putar belasan kali di langit Kota Binjai, Sumut, pada Senin (11/3) kemarin. Pesawat pengangkut jemaah umrah itu kemudian mendarat di bandara terdekat, Kualanamu (KNO), di Deliserdang.
ADVERTISEMENT
Lion Air beralasan, pengalihan pendaratan (divert) pesawat ke Kualanamu dilakukan karena ada Notice to Airmen (Notam) dari otoritas Sri Lanka yang isinya tentang perubahan waktu penutupan sementara wilayah udara (FIR/Flight Information Region) Colombo, Sri Lanka. Sementara, rute Lion Air mengarah ke Jeddah, Arab Saudi, harus melewati wilayah udara Sri Lanka.
Sebelum mendarat di Kualanamu, Lion Air berputar-putar (holding) di atas Kota Binjai untuk mengurangi berat pesawat melalui pemakaian avtur atau bahan bakar. Peristiwa putar-putar di Binjai ini viral di medsos.
"[Holding] Ini langkah yang diambil agar pendaratan sesuai dengan limitasi pesawat atau berat pesawat saat melakukan pendaratan," kata Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro dalam pernyataan tertulis.
ADVERTISEMENT
Setelah mendarat Kualanamu dan menunggu, pesawat kemudian terbang ke tujuan. Pesawat tiba di Jeddah menjelang pukul 12 malam, terlambat beberapa jam dari jadwal.
Lion Air JT 106 rute Surabaya-Jeddah terpaksa divert ke Kualanamu,Sumut, karena wilayah udara Sri Lanka ditutup sementara, Senin (11/3/2024). Foto: Dok. Flightradar24
Lion Air JT 106 rute Surabaya-Jeddah akhirnya terbang dari Bandara Kualanamu, Senin (11/3/2024) malam. Pesawat ini melewati wilayah udara Sri Lanka yang sebelumnya ditutup. Foto: Dok. Flightradar24

Notam karena Aktivitas India

Berdasar penelusuran, soal Notam itu tercatat di METAR-TAF, aplikasi terkait dunia penerbangan yang mencatat Meteorological Aerodrome Reports (METAR), Terminal Area Forecasts (TAF), maupun Notam.
Notam yang aktif untuk wilayah udara Sri Lanka yang bertepatan saat Lion Air terbang tercatat pada 11 Maret pukul 11.00 UTC [18.00 WIB] hingga 16 Maret pukul 15.30 UTC. Notam yang dikeluarkan otoritas penerbangan Sri Lanka itu menyebut nama negara tetangganya, India.
Notam itu menyatakan bahwa "mengingat zona berbahaya yang dinyatakan oleh otoritas India karena adanya aktivitas udara, maka wilayah udara Colombo sesuai koordinat dinyatakan sebagai area berbahaya untuk sementara". Ditampilkan juga koordinat yang dimaksud disertai petanya yang menunjukkan lokasi berbahaya ada di sekitar Teluk Benggala.
Notam dan wilayah penutupan wilayah udara Sri Lanka sementara, Senin (11/3/2024). Notam ini membuat Lion Air JT106 rute Surabaya-Jeddah diverted ke Kualanamu. Foto: Metar-Taf.com

Peluncuran Rudal India

Selidik demi selidik, Notam dari Sri Lanka itu diduga kuat berkaitan dengan uji coba peluncuran perdana rudal milik India, Agni-5, dengan nama sandi Mission Divyastra, Senin (11/3). Rudal berteknologi canggih itu mempertebal keandalan pertahanan India.
Rudal Agni milik India Foto: Dok drdo.gov.in
Agni-5 adalah rudal permukaan-ke-permukaan jarak jauh berkemampuan nuklir yang dikembangkan oleh Defence Research & Development Organisation (DRDO) India.
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Narendra Modi mengumumkan keberhasilan peluncuran rudal tersebut di akun twitternya.
“Bangga dengan para ilmuwan DRDO kami untuk Mission Divyastra, uji terbang pertama rudal Agni-5 yang dikembangkan di dalam negeri dengan teknologi Multiple Independently Targetable Re-entry Vehicle (MIRV)," tulisnya.
Dengan keberhasilan uji coba ini, India masuk daftar segelintir negara yang memiliki teknologi MIRV.
Rudal ini juga membuat China yang memiliki riwayat konflik perbatasan dengan India, mengintai dari jarak jauh lewat kapal riset di laut India.