Langgar Wilayah Udara, Pesawat Tempur Kongo Ditembak Jatuh Tentara Rwanda

26 Januari 2023 9:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pesawat tempur Turki Foto: AFP/Yiannis Kourtoglou
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat tempur Turki Foto: AFP/Yiannis Kourtoglou
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pasukan Rwanda menembaki sebuah jet tempur dari Republik Demokratik Kongo (DRC) karena dianggap telah melanggar wilayah udara negara tersebut, Selasa (24/1). Merespons kejadian tersebut, pemerintah Kongo menuduh Rwanda mengobarkan perang.
ADVERTISEMENT
Kongo membantah tuduhan Rwanda bahwa jetnya berada di wilayah udara negara tersebut. Pesawat yang telah ditembak pun jatuh di Nord-Kivu, Provinsi Goma, Kongo, tanpa mengalami kerusakan yang besar.
"Tembakan Rwanda diarahkan ke sebuah pesawat Kongo yang terbang di dalam wilayah Kongo," kata otoritas Kongo dalam sebuah pernyataan sembari membenarkan bahwa pesawat tersebut jatuh di wilayah Kongo.
Kongo menuding Rwanda dengan sengaja melakukan tindakan agresi dan merusak perjanjian damai.
Sedangkan di sisi lain, pemerintah Rwanda berdalih penembakan itu dilakukan karena jet tempur tersebut terbang di atas wilayah udara di Kota Rubavu. Pelanggaran udara di wilayah tersebut juga bukan kali pertama terjadi hingga mendorong pemerintah Rwanda mengambil tindakan defensif.
Kejadian memperburuk hubungan kedua negara yang sudah bersitegang akibat kelompok pemberontak. Kongo, PBB, dan negara Barat menuduh Rwanda mendukung kelompok pemberontak M23 di Kongo timur yang merebut beberapa kota dan desa dalam pertempuran tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Para pemimpin daerah telah menengahi kesepakatan pada November lalu agar kelompok pemberontak tersebut mundur dari wilayah-wilayah yang mereka kuasai pada 15 Januari. Upaya ini dilakukan untuk mengakhiri konflik yang membuat 450.000 orang mengungsi.
Namun, Pekan lalu, Presiden Kongo Felix Tshisekedi mengatakan bahwa pemberontak belum sepenuhnya mundur dari wilayah tersebut.
Penulis: Thalitha Yuristiana.