Kurang Disiplin, Kasus Corona Jawa Timur Naik Tinggi

22 Mei 2020 8:44 WIB
comment
17
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obat virus corona. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat virus corona. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Jumlah warga di Jawa Timur yang terjangkit virus corona terus meningkat hingga menempati urutan kedua di bawah Jakarta. Hingga Kamis (21/5), tercatat 2.998 orang dinyatakan positif virus corona.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dalam beberapa hari terakhir jumlah warga di Jatim yang dilaporkan terinfeksi virus terus bertambah. Sebagai contoh, pada Rabu (20/5) terdapat penambahan 119 orang yang positif, kemudian pada Kamis, jumlah warga Jatim yang dinyatakan positif mencapai 502 orang atau naik lima kali lipatnya.
Jubir pemerintah dalam percepatan penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan akibat jumlah warga di Jatim yang terinfeksi terus bertambah, jumlah warga di Indonesia yag positif semakin banyak.
"Peningkatan ini luar biasa dan inilah yang tertinggi. Peningkatan tertinggi ini terjadi di Jawa Timur khususnya. Jadi totalnya (seluruh Indonesia) jadi 20.162 orang (positif)," kata Yurianto
Petugas PSBB Surabaya Raya Temukan ODP dari Banyuwangi. Foto: Dok. Istimewa
Meski Jawa Timur telah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama hampir empat pekan, nyatanya hal itu belum mampu meredam penyebaran virus corona. Berbeda seperti di Jawa Barat dan Jakarta di mana setelah PSBB penularan virus mulai menurun.
ADVERTISEMENT
Pria yang akrab disapa Yuri itu mengatakan, ada beberapa indikasi mengapa penyebaran virus corona tinggi. Sebab karena banyaknya warga yang tidak disiplin dalam menerapkan protokol COVID-19 seperti memakai masker, menjaga jarak, hingga rajin mencuci tangan menggunakan sabun.
Berikut kumparan rangkum beberapa ketidakdisipilinan warga Jawa Timur yang menyebabkan virus corona terus bertambah:

Masih Banyak Warung Buka hingga Warga Nongkrong Selama PSBB Berlaku

Selama pelaksaan PSBB Surabaya Raya, satpol pp masih menemukan banyak pelanggaran, seperti warga nongkrong di warung kopi (warkop) dan kafe.
Kepala Satpol PP Jawa Timur, Budi Santosa, mengatakan pihaknya langsung menyita KTP para warga yang tidak mematuhi aturan PSBB. Tak tanggung-tanggung sekitar 640 KTP disita.
"Jadi Gresik 240 KTP, Sidoarjo 260 KTP dan Surabaya 140 KTP," ujar Budi.
ADVERTISEMENT
"Ditemui di jalan dia nongkrong di warung yang sebenarnya sudah tutup akhirnya dia nongkrong seenaknya, kita minta KTP-nya," jelasnya.
Selain itu, petugas Satpol PP bersama kepolisian dan TNI juga melakukan penyegelan terhadap warkop, cafe dan restoran yang mengindahkan SE Gubenur Jatim pada PSBB tahap kedua.
Arus mudik di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur. Foto: Antara/Budi Chandra Setya

Banyak Warga Pergi ke Mal Jelang Lebaran Idul Fitri

Kepala Satpol PP Surabaya, Irvan Widyanto, tak dapat memungkiri, H-4 lebaran Idul Fitri terjadi peningkatan jumlah warga yang pergi ke luar rumah. Mereka rata-rata pergi ke mal untuk membeli kebutuhan pokok hingga baju.
“Kita sebetulnya keliling, mungkin fenomenanya ini kan mendekati Lebaran. Sehingga mulai kemarin ada mal yang cukup ramai,” kata dia.
Meski begitu, dia mengatakan pihaknya tidak bisa berbuat banyak dalam mengatasi hal itu. Hanya saja sebagai langkah pencegahan agar virus corona tidak meluas Pemkot Surabaya mengharuskan warga yang datang ke mal menerapkan protokol COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Kita lakukan pemantauan, kita lakukan pengawasan, kita berkoordinasi dengan pengelola mal. Jadi selama protokol kesehatan dijalankan itu sah-sah saja. Tapi, ketika sudah tidak memperhatikan protokol kesehatan seperti tidak jaga jarak, tidak memakai masker, dengan terpaksa kita melakukan penindakan terhadap warga maupun pengelola mal,” jelasnya.
Menkes Terawan Agus Putranto saat mengikuti KTT ASEAN Virtual. Foto: Dok. Kemlu

Menkes Terawan Agus Putranto Bingung Peningkatan dan Kematian Akibat Virus Corona di Jatim Tinggi

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur, tak dapat menampik kasus virus corona yang terus mengalami peningkatan. Ketua Rumpun Kuratif Gugus COVID-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi, mengaku sempat dihubungi Terawan karena jumlah warga di Jatim yang terinfeksi virus corona dan meninggal terus melonjak.
"Jadi angka kematian kita naik, kesembuhannya menurun. Dua hari yang lalu, Pak Menteri mengontak kenapa di Jatim terjadi seperti itu," kata Joni.
ADVERTISEMENT
Dari pembicaraan itu, Joni mengusulkan kepada Terawan untuk melakukan clinical trial (uji klinis) dengan memberikan pasien obat avigan dan terapi plasma convalescent.
Meski begitu, mereka masih kesulitan dengan pendonor terapi plasma convalescent. Sedangkan untuk obat avigan, Joni mengaku kesulitan mendapatkan produknya.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona