Kunjungi Jabar, Ekspedisi Perubahan Dapat Keluhan Sulitnya Cari Kerja-Lahan Tani

16 Januari 2024 15:30 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gerakan Ubah Bareng menggelar Ekspedisi Perubahan di sejumlah daerah Jawa Barat. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gerakan Ubah Bareng menggelar Ekspedisi Perubahan di sejumlah daerah Jawa Barat. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gerakan anak muda yang mendorong adanya perubahan, Ubah Bareng, kembali mengadakan Ekspedisi Perubahan. Kali ini, mereka mengunjungi sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar), yaitu Bogor, Cianjur, Sukabumi, dan Bandung, mulai dari Rabu (10/1) hingga Sabtu (13/1).
ADVERTISEMENT
Ekspedisi Perubahan sendiri dilakukan dengan mengajak warga berdiskusi untuk untuk mendengar keresahan yang selama ini mereka alami. Adapun dari kunjungan di Jabar, Ubah Bareng mendengar sejumlah keluhan, mulai dari sulitnya mendapat pekerjaan hingga masalah pertanian.
Sebagaimana yang disampaikan perwakilan kaum muda di Sukabumi, Anjak Priyatma Sukma. Ia mengatakan bahwa muncul keresahan di kalangan muda, mengenai sulitnya mendapat pekerjaan. Kalau pun anak muda dituntut untuk membuka usaha, negara juga belum memfasilitasi.
"Minimnya ketersediaan lapangan kerja jadi salah satu isu utama di sini. Anak-anak muda sulit dapat pekerjaan. Pun jika mau berwirausaha, juga masih belum terfasilitasi. Mulai dari akses modal yang susah, hingga pendampingan teknis dan pemasaran yang masih belum terfasilitasi. Semoga dengan kegiatan ini, keresahan tadi bisa disampaikan ke Pak Anies dan Pak Muhaimin," kata Anjak.
Gerakan Ubah Bareng menggelar Ekspedisi Perubahan di sejumlah daerah Jawa Barat. Foto: Dok. Istimewa
Anjak juga menyampaikan masalah yang masih dihadapi para petani, yaitu soal penguasaan lahan. Ia mengatakan ada ketimpangan penguasaan lahan antara perusahaan besar dengan para petani, di mana pihak swasta itulah yang lebih banyak menguasai lahan.
ADVERTISEMENT
Masalah seputar pertanian juga dikeluhkan oleh petani asal Kabupaten Bandung, Sutisna. Ia mengeluhkan soal harga pupuk yang mahal tidak seimbang dengan hasil panen yang mereka dapatkan.
Di samping itu, pria berusia 46 tahun tersebut juga menyampaikan bahwa petani masih minim edukasi. Jadi ketika dihadapkan dengan kendala, kata Sutisna, mereka cenderung mudah menyerah.
"Kebanyakan petani itu otodidak. Jadi ketika ada kendala, mereka cukup menyerah dengan keadaan. Misalnya cuaca hujan, mereka sudah berpikir pasti produksi stroberi turun. Ini perlu kebijakan pemerintah, bagaimana mengedukasi kami agar masalah-masalah yang tabu ini bisa terpecahkan," jelasnya.
Gerakan Ubah Bareng diskusi bersama petani dalam acara Ekspedisi Perubahan. Foto: Dok. Istimewa
Mendengar masalah tersebut, Mikail Baswedan, selaku salah satu peserta Ekspedisi Perubahan, berjanji bakal menyerapnya sebagai langkah awal untuk mewujudkan perubahan.
ADVERTISEMENT
"Setelah berdiskusi bersama warga di sana, kami menyadari bahwa perubahan harus benar-benar dirasakan oleh setiap warga negara. Khususnya di wilayah Jawa Barat ini," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Koordinator Ekspedisi Perubahan, Yosua Aditya. Ia mengatakan bahwa pihaknya akan mengupayakan terwujudnya edukasi bagi para petani dan fasilitas bagi anak muda yang hendak membuka usaha.
"Setelah mendengar langsung selama empat hari ini, kami merasa bahwa pemerataan pembangunan yang berasaskan keadilan memang benar-benar harus terwujud. Hal ini juga yang harus jadi perhatian utama bagi calon pemimpin kita nantinya," tutupnya.
(AI)