Kronologi Geger Harimau Jawa di Sukabumi Selatan

26 Maret 2024 15:16 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ripi Yanuar Fajar (baju biru) yang mengaku melihat harimau, bersama Wirdateti  (berjilbab, peneliti BRIN) dan tim di Sukabumi Selatan. Foto: Dok BRIN
zoom-in-whitePerbesar
Ripi Yanuar Fajar (baju biru) yang mengaku melihat harimau, bersama Wirdateti (berjilbab, peneliti BRIN) dan tim di Sukabumi Selatan. Foto: Dok BRIN
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Harimau jawa diduga masih ada di hutan di Sukabumi Selatan. Adalah Rapi Yanuar Fajar, warga Cipendeuy, Surade, Sukabumi, Jabar, yang mengaku bertemu dengan harimau di hutan pada 18 atau 19 Agustus 2019.
ADVERTISEMENT
Pengakuan Rapi itu kemudian ditelusuri, hingga akhirnya di sekitar lokasi pertemuan Rapi ada jejak cakaran dan sehelai bulu.
"Atas pemberitahuan Saudara R [Ripi], seseorang bernama Saudara KR [Kalih Reksasewu] mengadakan pengecekan lokasi, dan menemukan tanda-tanda berupa bekas cakaran dan sehelai rambut yang diduga berasal dari Harimau Jawa," kata Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian LHK Prof. Satyawan Pudyatmoko, Selasa (26/3).
Sampel rambut harimau jawa/sukabumi yang diteliti BRIN Foto: Dok BRIN
Berikut kronologi versi KLHK:
18 Agustus 2019
Ripi mengaku bertemu harimau pada pukul 02.00 dini hari di Desa Cipendeuy, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. Dia lantas menceritakan hal itu.
September 2019
Atas laporan Ripi, KR [Kalih Reksasewu] melakukan pengecekan lokasi dan menemukan tanda-tanda berupa bekas cakaran dan sehelai rambut yang diduga berasal dari Harimau Jawa.
ADVERTISEMENT
Tanda-tanda kehadiran dan helai rambut harimau tersebut ditemukan di Desa Cipendeuy. Lokasi ini merupakan habitat terfragmentasi berupa perkebunan rakyat, hutan Perhutan, dan hutan sekunder.
Masih pada tahun yang sama, bukti spesimen rambut tersebut, diberikan pada staf instansi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pada LSM pemerhati lingkungan.
Januari 2022
Helai rambut diberikan pada Balai Besar KSDA (BBKSDA) Jawa Barat sebagai bahan penelitian lebih lanjut.
Ilustrasi Harimau Jawa. Foto: Sigit Adhi Wibowo/Shutterstock
Maret 2022
BBKSDA Jawa Barat meminta bantuan Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), untuk melakukan identifikasi dan uji laboratorium atas suspect rambut harimau jawa tersebut.
Dalam proses ini dilakukan pula survei dan observasi bersama untuk mendapatkan informasi yang terperinci
ADVERTISEMENT
Juli 2022
BRIN menyampaikan hasil uji laboratorium dengan mengumumkan hasil tes genetik DNA atas rambut suspect harimau jawa. Hasil analisis BRIN menunjukkan bahwa sampel rambut suspect harimau jawa berada pada posisi kelompok yang berbeda dengan harimau sumatra dan dengan macan tutul.
"Rambut harimau suspect berada pada kelompok yang sama dengan spesimen Harimau Jawa yang tersimpan di MZB-BRIN yang diambil pada tahun 1930," ujar Satyawan. MZB adalah Museum Zoologi Bogor.
Gedung Museum Zoologi Bogor, menyimpan spesimen bulu/rambut harimau jawa 1930 Foto: Dok BRIN
Maret 2024
Atas dasar hasil penelitian ini, Wirdateti, peneliti BRIN, menulis publikasi ilmiah yang diterbitkan di Jurnal Oryx pada bulan Maret 2024. Dalam publikasi ini disebutkan bahwa hasil bahwa sampel rambut tersebut adalah rambut harimau jawa.
Setyawan menekankan catatan penting yang tertera dalam hasil penelitian Wirdateti. Isinya sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Namun demikian, penulis juga menegaskan bahwa untuk memastikan apakah harimau jawa secara aktual masih hidup di alam harus dilakukan uji genetik lebih lanjut dan pengamatan di lapangan.