Kota Banda Aceh Pengidap HIV/AIDS Terbanyak di Aceh

6 Maret 2018 9:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
HIV AIDS (Ilustrasi) (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
HIV AIDS (Ilustrasi) (Foto: Shutter Stock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kota Banda Aceh menjadi urutan pertama kasus pengidap HIV/AIDS terbanyak di seluruh daerah Provinsi Aceh. Virus itu kebanyakan ditemukan pada usia produktif antara usia 20-45 tahun, umumnya disebabkan karena hubungan seks.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Aceh pada tahun 2017, dari 23 Kabupaten/Kota di Aceh, 5 daerah terbanyak di kasus HIV/AIDS terjadi di Banda Aceh yakni 77 kasus, Aceh Utara sebanyak 76 kasus, Aceh Tamiang sebanyak 63 kasus, Bieureun sebanyak 50 kasus, dan Lhokseumawe 40 kasus.
Sedangkan Kabupaten Pidie, terdapat 37 kasus, Kota Langsa 36 kasus, Aceh Besar 33 kasus, Aceh Tenggara 33 kasus, dan Aceh Timur 30 kasus.
“Di seluruh Aceh itu sudah ada kasus, tetapi yang paling banyak di Banda Aceh,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Aceh, dr. Abdul Fatah saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Selasa (6/3).
Abdul Fatah menjelaskan, menurut informasi ada 1.300 kasus HIV AIDS di Aceh, namun yang ditemukan hanya sekitar 600 kasus. Artinya masih ada banyak kasus yang belum terdeteksi. Sementara jumlah pengidap HIV/AIDS di Aceh terus meningkat setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
“Jadi memang dari tahun ke tahun jumlah yang kita temukan meningkat. Harapan kami yang estimasi 1.300 itu bisa ditemukan semuanya, sehingga bisa diobati. Mereka yang belum terjaring itu lantaran tidak ada komunikasi atau hubungan dengan petugas kesehatan, makanya tidak bisa dilakukan konseling dan itu berpotensi menular,” kata dia.
Untuk mengatasi hal tersebut, Dinas Kesehatan dan seluruh pihak terkait telah memperbanyak akses dan sosialisasi. Mereka meminta agar orang dengan gejala HIV/AIDS tidak takut mendatangi klinik pemeriksaan atau konseling serta melakukan tes sukarela.
Aflatah berharap masyarakat tidak melakukan diskriminasi dan stigmatisasi terhadap pasien atau pengidap HIV/AIDS. Menurutnya, selama ini masih ada orang yang segan mendatangi puskesmas atau rumah sakit di wilayahnya masing-masing karena mereka merasakan diskriminasi.
ADVERTISEMENT
“Jika mempunyai rasa gejala HIV/AIDS, tidak usah segan mendatangi klinik kita, jangan hiraukan masyarakat sekitar,” imbuhnya.
Ia mengimbau masyarakat dan semua pihak turut membantu pemerintah menekan penyebaran virus HIV/AIDS di Aceh.
“Saya berharap semua masyarakat di Aceh dapat meningkatkan ketahanan keluarga, bermula dari keluarga yang harmonis, saling setia, dan menjaga pergaulan anak supaya tidak terkena risiko yang terjerumus terhadap HIV/AIDS,” pungkasnya.