Konflik Iran-Israel Diduga Mereda usai AS Beri Rp 210 Triliun untuk Israel

21 April 2024 11:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tentara Israel bereaksi dari kendaraan militer saat berkendara di perbatasan Israel ketika meninggalkan Gaza, selama gencatan senjata, di Israel, Jumat (24/11/2023). Foto: Amir Cohen/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Tentara Israel bereaksi dari kendaraan militer saat berkendara di perbatasan Israel ketika meninggalkan Gaza, selama gencatan senjata, di Israel, Jumat (24/11/2023). Foto: Amir Cohen/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Iran dan Israel diduga mengurangi ketegangan yang memanas usai anggota parlemen Amerika Serikat menyetujui bantuan militer baru untuk Israel pada Sabtu (20/4). Di sisi lain, hal itu menambah kritik terhadap tindakan AS dalam menyikapi perang Israel di Gaza.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, Iran merespons berita kemungkinan balasan Israel terhadap serangan drone dan rudal dengan sikap meremehkan. Sikap itu dianggap dapat mengurangi kekhawatiran akan eskalasi konflik yang mengarah pada perang di Timur Tengah.
Namun, ledakan mematikan di pangkalan militer Irak menggarisbawahi ketegangan yang masih berlangsung di wilayah tersebut. Begitu pula dengan serangan Israel yang terus berlanjut di Gaza dan meningkatnya bentrokan di Tepi Barat.
Serangan rudal yang ditembakkan dari Iran menuju Israel, yang terlihat di Israel Utara, Minggu (14/4/2024) Foto: AFPTV / AFP
Dalam upaya untuk memperkuat pertahanan Israel, termasuk sistem Iron Dome, Dewan Perwakilan Rakyat AS menyetujui bantuan militer sebesar USD13 miliar (setara Rp 210 triliun).
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyambut baik langkah tersebut. Lewat akun resminya di X, dia menyatakan bahwa ini menunjukkan dukungan bipartisan yang kuat untuk Israel dan membela peradaban Barat.
ADVERTISEMENT
Namun, Presiden Palestina mengecam keputusan itu sebagai tindakan agresi terhadap rakyat Palestina dan potensi eskalasi yang berbahaya.
Menurut juru bicara Presiden Palestina Mahmud Abbas, Nabil Abu Rudeina, dana tersebut akan berdampak pada ribuan korban warga Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat.