Kondisi 6 Siswa SMK di Nias Selatan yang Dipukul Kepsek

18 April 2024 15:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pemukulan. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemukulan. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Yaredi Nduru (17 tahun), siswa SMK N 1 Siduaori diduga tewas setelah mengalami mati saraf akibat dipukul kepala sekolahnya, SZ (37). Selain Yaredi, ada enam orang siswa lainnya yang turut dipukul.
ADVERTISEMENT
"[Keenam siswa itu] enggak kenapa-kenapa kondisinya. Dari wawancara terhadap mereka, mereka tidak merasakan sakit dan tidak merasa seolah [mengalami] penganiayaan," kata Kasat Reskrim Polres Nias Selatan, AKP Freddy Siagian, saat dikonfirmasi, Kamis (18/4).
Freddy menyebut, keenam siswa tersebut juga tidak membuat laporan ke polisi terkait aksi pemukulan tersebut. Saat ini polisi hanya menerima laporan dari keluarga Yaredi.
“Dan sampai saat ini enggak membuat laporan polisi ke Polres Nias Selatan, hanya [keluarga] korban meninggal ini," ucapnya.
Freddy menuturkan, belum ada penetapan tersangka dalam kasus ini. Polisi juga masih menyelidiki dan menunggu hasil autopsi Yaredi untuk mengetahui penyebab kematian korban.
“Siang ini dilaksanakan (autopsi),” tutur Freddy.

Diduga Mati Saraf karena Dipukul

Polisi melayat ke rumah duka siswa SMK di Nias, Yaredi Nduru, yang tewas diduga dipukul Kepsek Foto: Dok. Polres Nias Selatan
Sebelum meninggal, salah satu saraf di bagian dahi Yaredi dinyatakan tidak berfungsi lagi oleh dokter. Hal inilah yang membuat Yaredi mengalami sakit yang luar biasa.
ADVERTISEMENT
“Keterangan dokter bahwa ada bekas dari pukulan di bagian kening dan salah satu saraf tidak berfungsi di bagian kening korban, sehingga korban sakit parah,” ucap Freddy.
Yaredi dan enam temannya dipukul oleh SZ pada Maret lalu karena menolak perintah SZ. Yaredi sempat masuk rumah sakit sehari, dan sempat keluar. Setelah itu, pada April 2024 Yaredi kembali dirawat di rumah sakit karena kondisinya menurun hingga meninggal pada Senin (15/4).
Sebelum meninggal Yaredi sempat demam berat dan mengigau menyebut bahwa penyebab sakitnya adalah lima pukulan dari kepala sekolahnya.