Komika Singgih Diduga Foya-foya Pakai Rp 250 Juta Uang Donasi untuk Ibu dan Anak

20 Maret 2024 18:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Singgih Shahara. Dok: Ist.
zoom-in-whitePerbesar
Singgih Shahara. Dok: Ist.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Komika lokal Semarang, Singgih Shahara, diduga menipu publik dengan menjual cerita sedih, yakni atas kondisi ibunya yang mengidap penyakit gagal ginjal dan kondisi anaknya yang mengalami speech delay.
ADVERTISEMENT
Kisah sedih dari Singgih itu kemudian menjadi sebuah penggalangan dana lewat Kitabisa—platform penggalangan dana.
Rp 250 juta uang donasi pun terkumpul.
Alih-alih menggunakan uang donasi untuk pengobatan ibu dan anaknya, Singgih justru diduga berfoya-foya: Membeli iPhone, PlayStation, membayar kontrakan hingga cicilan pinjaman online (pinjol).
"Pengakuannya (Singgih), mendapat Rp 250 juta sejak donasi dibuka pada 2021. Yang dipakai untuk donasi cuma Rp 50 juta. Rp 200 juta sisanya untuk beli iPhone Rp 15 juta, beli PlayStation, bayar pinjol, bayar kontrakan rumah," kata Zulfikar Akbar, salah satu korban yang menyerahkan donasi untuk Singgih, saat ditemui wartawan pada Rabu sore (20/3).
Bagaimana Zul bisa menemui Singgih? Jadi, pada Rabu pagi (20/3), Zulfikar dan seorang korban lain dan seorang perwakilan Kitabisa mendatangi rumah Singgih atas informasi tingkah Singgih yang viral di media sosial.
Singgih Shahara (kanan) saat mediasi bersama perwakilan Kitabisa dan perwakilan korban di Kelurahan Karanganyar Gunung. Foto: Dok. Istimewa
Rumah Singgih itu berada di Kelurahan Karanganyar Gunung, Kecamatan Candiri. Lurahnya, Nurhayati Budi Wahyuningtias, pun turun tangan menangani masalah ini.
ADVERTISEMENT
"Ibu Lurah cukup terbuka dan membantu, beliau minta maaf meski tidak salah dan beliau itu memastikan akan mendukung untuk mengusut," ujar Zul.

Singgih Tidak Miskin

Menurut Zul, setelah bertemu dan melihat Singgih, Singgih bukanlah orang yang tergolong miskin. "Orang cukup lah," katanya.
Zul menilai penyakit ibu dan anak Singgih itu bahkan cukup ditalangi BPJS tanpa perlu melibatkan publik untuk berdonasi.
"Tapi, tadi itu (pengakuan), karena memang (Singgih) keenakan memancing empati publik, 1 bulan kalau dihitung-hitung bisa dapat Rp 20 juta sampai Rp 30 juta," ujar Zul.

Ibu Singgih Tidak Tahu

Ibu Singgih ternyata tidak tahu kelakuan Singgih menggalang dana itu.
"Ibunya setiap minta, ada Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu, paling besar Rp 500 ribu," kata Singgih.
ADVERTISEMENT

Korban Menuntut Data Rekening Singgih

Zul menceritakan awal mula kecurigaannya terhadap Singgih adalah ketika Singgih tetap meminta donasi kendati telah terkumpul Rp 20 juta.
"Bahkan menggalang dana juga dari perorangan dan yayasan," kata Zul.
Menurut Zul, para korban ingin Singgih membuka data rekeningnya supaya ketahuan jelas ke mana uang donasi yang terkumpul itu.
"Langkah selanjutnya, kalau memang akhirnya tidak ada yang dipertanggungjawabkan, kita ke kepolisian. Ini plan B ketika Singgih tidak bisa menunjukkan rekening korban," kata Zul.

Diminta Kembalikan Rp 200 Juta

Rully Aditya Bratha, Kasi Pemerintahan, Ketentraman, dan Penertiban Umum Kelurahan Karangayar Gunung, yang mewakili Lurah, mengatakan hasil mediasi antara Singgih dengan korban dan Kitabisa:
"Jadi hasil mediasi tadi, Singgih diminta untuk mengembalikan dana yang digunakan di luar pengobatan ibu dan anaknya. Nominalnya sekitar Rp 200 juta, dari Kitabisa memberikan deadline sampai 30 Juni 2024," kata Rully.
ADVERTISEMENT
"Apabila belum bisa mengganti maka akan diteruskan ke proses hukum. Kemudian dari Kitabisa juga meminta print out rekening koran di rekening BCA Singgih sejak tahun 2021. Mediasi berjalan baik dan kooperatif dengan menandatangani surat pernyataan," kata Rully.
Hingga berita ini ditayangkan, Singgih belum memberikan komentar ke wartawan atas kasus ini.