Kisah Polisi yang Jadi Saksi Bom Kampung Melayu Saat Tunggu Pawai Obor

2 Maret 2018 11:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tersangka teroris  Aman Abdurrahman (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tersangka teroris Aman Abdurrahman (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sidang terdakwa teroris bom Thamrin dan Kampung Melayu, Aman Abdurrahman alias Abu Sulaiman kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Agenda sidang kali ini adalah pemeriksaan saksi dengan menghadirkan lima saksi dari pihak kepolisian.
ADVERTISEMENT
Kelima orang tersebut merupakan anggota Dit Shabara yang sedang bertugas mengamankan pawai obor menyambut Ramadan di terminal Kampung Melayu.
Salah satu anggota Sabhara, Muhammad Ersan memeberikan kesaksiannya saat sebelum bom meledak di Halte Transjakarta, Kampung Melayu.
"Pada saat itu kami sedang bertugas mengamankan kegiatan pawai obor menyambut bulan Ramdan. Kami ditempatkan di sekitaran terminal Kampung Melayu," ucap Ersan dalam kesaksiannya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (2/3).
Sidang tersangka teroris Aman Abdurrahman (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sidang tersangka teroris Aman Abdurrahman (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
Dalam insiden bom Kampung Melayu, 3 rekan Ersan sedang menunggu kedatangan rombongan pawai obor. Ersan mengatakan saat itu bom pertama meledak sekita pukul 21.00 WIB. Pada saat itu, lanjutnya, pawai obor belum datang.
Usai ledakan tersebut ia melihat rekannya yakni Bripda Yogi, Bripda Taufan, Bripda Ridho sudah tergeletak lemas dengan wajah yang bersimbar darah.
ADVERTISEMENT
"Pas ledakan kami datangi lokasi ada 2 ledakan kami langsung menyelamatkan korban," ujarnya.
"Korban sudah tergeletak diam, kami langsung evakuasi membawa ke Rumah Sakit Primier," tambahnya.
Teror bom di Kampung Melayu terjadi pada Rabu 24 Mei 2017 lalu atau malam sebelum memasuki bulan Ramadan. Bom meledak di halte bus Transjakarta Kampung Melayu.
Otak pelaku pengeboman, Aman Abdruhaman sebelumnya pernah ditangkap di Tangerang pada 2010 karena terlibat pelatihan militer di Aceh.
Aman juga pernah ditangkap pada 2003 untuk kepemilikan bom Cimanggis. Ia dibebaskan pada 2008. Belakangan, Aman berbaiat kepada Abu Bakar Al-Baghdadi, pemimpin kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).