Projo Tak Hadir ke Acara Relawan Jokowi di GBK

29 November 2022 5:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Budi Arie Setiadi Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Budi Arie Setiadi Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setidaknya ada 80 elemen relawan Jokowi yang hadir dalam acara bertajuk Gerakan Nusantara Bersatu di GBK, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (26/11). Namun dari puluhan elemen tersebut tidak ada kelompok relawan Jokowi, Projo.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, mengatakan organisasinya tidak hadir karena tengah fokus di musyawarah rakyat (Musra). Ia menyebut tidak ada perpecahan di antara para pendukung Jokowi ini.
“Dari awal kami bicarakan bersama. Karena pertimbangan waktu dan tenaga, kami fokus ke Musra,” ungkap Budi Arie kepada kumparan pada Selasa (29/11).
Projo menggelar Musra ketujuh di Banten pada Minggu (20/11). Satu minggu setelahnya Projo masih menggelar Musra lanjutan di luar negeri. Maka itu mereka tidak bisa hadir ke acara Gerakan Nusantara Bersatu.
“Kenapa Projo tidak terlibat? Kami fokus untuk melanjutkan dan melaksanakan Musra di seluruh Indonesia. Minggu 27 November 2022 kami melaksanakan Musra Asia Timur di Hongkong,” imbuhnya.
Budi menegaskan kelompoknya dan relawan Jokowi lainnya tidak ada dualisme.
ADVERTISEMENT
“Acara Presiden dan para relawan itu baik-baik saja,” tandas dia.
Presiden Joko Widodo (tengah) berpidato dalam acara Nusantara Bersatu : Satu Komando Untuk Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (26/11/2022). Foto: Aprillio Akbar/Antara Foto
Gerakan Nasional Bersatu setidaknya dihadiri 80 elemen relawan Jokowi, baik dari level pusat maupun lokal. Di antaranya ada Barikade 98 pimpinan Benny Rhamdani dan Forum Relawan Demokrasi (Foreder) pimpinan Aidil Fitri.
Acara tersebut diketuai oleh Staf Khusus Presiden, Aminuddin Ma’ruf. Selain dia, juga hadir Ketua Umum Kamar Dagang Industri Indonesia, Arsjad Rasjid dan Ketua Umum Solidaritas Merah Putih, Silvester Matutina sebagai steering committee (SC).
Acara itu menimbulkan polemik, mulai dari tentangan dari PDIP, dugaan overcapacity, tudingan massa bayaran, hingga sampah menumpuk di sepanjang jalan. Selain itu, acara tersebut juga mengakibatkan jalanan sekitar GBK mengalami kemacetan.