Kepada Menlu Retno, Menlu Iran Sebut Israel Biang Kerok Ketegangan di Timteng

17 April 2024 10:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menlu Iran dan Menlu RI Retno Marsudi melakukan komunikasi telepon pada Senin (15/4/2024) menyusul serangan balasan Iran ke Israel. Foto: Dok. Kemlu RI
zoom-in-whitePerbesar
Menlu Iran dan Menlu RI Retno Marsudi melakukan komunikasi telepon pada Senin (15/4/2024) menyusul serangan balasan Iran ke Israel. Foto: Dok. Kemlu RI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menlu RI Retno Marsudi dan Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian melakukan komunikasi via telepon tak lama setelah Iran melancarkan serangan balasan ke Israel pada Sabtu (13/4) malam waktu setempat atau Minggu (14/4) dini hari WIB.
ADVERTISEMENT
Kepada Retno, Hossein mengatakan rezim Israel adalah sumber utama alias biang kerok ketegangan di Kawasan (Timur Tengah).
Hossein mengatakan operasi pembalasan Iran terhadap Israel berada dalam kerangka hak sah untuk membela diri dan hukum internasional.
"Kedua Menlu membahas perkembangan terkini di kawasan serta hubungan antara Teheran dan Jakarta," lapor media Iran, PressTV, Selasa (16/3).
Kepada Retno, Hossein mengatakan, negaranya tidak pernah melakukan eskalasi di kawasan dan Iran akan selalu menjadi pilar stabilitas regional.
Hossein juga berterima kasih atas posisi Jakarta yang mengutuk serangan rezim Israel pada 1 April terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah, dan mengundang mitranya dari Indonesia untuk mengunjungi Teheran.
“[Retno] Marsudi sendiri mengatakan Indonesia siap bekerja sama lebih jauh dengan Iran terkait masalah Palestina,” ungkap PressTV.
ADVERTISEMENT

Pernyataan Menlu Retno

Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Presiden Iran Ebrahim Raeisi di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/5/2023). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Sementara itu, Retno lebih awal mengabarkan komunikasi telepon dirinya dengan Hossein lewat akun X.
“Saya melakukan percakapan telepon dengan Menlu Iran, Amir-Abdollahian, hari Senin (15/4). Saya menyampaikan keprihatinan saya atas situasi yang mengkhawatirkan di Timur Tengah dan menyerukan semua negara terkait untuk menahan diri dan meredakan ketegangan," tulis Retno dalam bahasa Inggris pada Senin malam.
Selain itu, Retno juga berkomunikasi dengan menteri-menteri dari negara Timur Tengah dan negara lainnya. Seperti dari Arab Saudi, Yordania, Mesir, Uni Emirat Arab, Turki, Belanda, dan Jerman.
"Saya mendorong semua orang untuk menggunakan pengaruh mereka untuk menyerukan pengendalian diri dan meredakan situasi," lanjutnya.
Menlu Retno Marsudi usai ratas membahas situasi terkini Iran-Israel, Selasa (16/4/2024) Foto: Nadia Riso/kumparan

Sikap Kemlu RI

Serangan fasilitas diplomatik Iran di Damaskus pada 1 April menewaskan 13 orang, termasuk jenderal Iran yang berdinas di sana. Kemlu RI pada 2 April merilis pernyataan kutukan keras Indonesia atas serangan Israel itu.
ADVERTISEMENT
“Indonesia mengutuk keras serangan Israel terhadap gedung dan fasilitas diplomatik Iran di Damaskus. Serangan ini adalah pelanggaran hukum internasional dan Piagam PBB. Serangan ini merupakan satu dari sekian banyak aksi Israel yang meningkatkan eskalasi konflik dan dapat menghapus prospek perdamaian di kawasan,” ungkap Kemlu RI.
Presiden Joko Widodo didampingi Menlu Retno LP Marsudi berbincang dengan Duta Besar Republik Islam Iran untuk Republik Indonesia Mohammad Khos Heikal Azad. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Sedangkan atas serangan balasan Iran kepada Israel pada Minggu (14/4) dini hari, Kemlu RI menyatakan “prihatin” dan tetap menuding Israel sebagai pelanggar hukum internasional.
“Indonesia sangat prihatin atas eskalasi situasi keamanan di Timur Tengah dan menyerukan semua pihak untuk menahan diri. Indonesia mendesak Dewan Keamanan PBB segera bertindak untuk menurunkan ketegangan dan terus berupaya menciptakan perdamaian di Timur Tengah, termasuk menghentikan pendudukan ilegal Palestina dan berbagai pelanggaran hukum internasional oleh Israel," ungkap Kemlu RI.
ADVERTISEMENT
"Penyelesaian masalah Palestina yang adil melalui Two-State Solution akan menjadi kunci terciptanya stabilitas keamanan Kawasan," lanjutnya.