Kemenkop UKM Dorong Ekosistem Perikanan Jadi Solusi Bangkit Saat Pandemi
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) mendorong terwujudnya ekosistem perikanan yang terintegrasi mulai dari hulu sampai hilir. Sehingga diharapkan bisa membangkitkan lagi industri perikanan rakyat di tengah pandemi corona.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, dalam ekosistem itu ditawarkan solusi mulai dari permodalan, sampai offtaker atau pemasaran. Hal ini disampaikan Menkop UKM Teten Masduki dalam webinar "Solusi Pembiayaan dan Pemasaran Perikanan di Tengah Pandemi" yang dibacakan Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop UKM, Victoria br Simanungkalit.
"Sebagai salah satu sektor prioritas, sektor perikanan menyimpan potensi yang besar. Data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan menunjukkan ada 2,3 juta nelayan dan 4 juta orang pembudidaya, di mana 96 persennya adalah nelayan tradisional," ujar Teten dalam siaran pers.
Webinar ini dimoderatori staf khusus Menkop UKM Riza Damanik, dengan narasumber antara lain Dirjen Perikanan Tangkap KKP M Zaini, Direktur Bisnis Kecil dan Ritel BRI Priyastomo, Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto, Dirut LPDB KUMKM Supomo.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Samsudin Abdul Kadir (Sekda Provinsi Maluku Utara), Bachtiar (Pjs Gubernur Kepulauan Riau), Dirut PT Perikanan Nusantara (Persero) Farida Mokodompit, Irham (Aruna) dan dihadiri perwakilan nelayan dari Sangihe, Kebumen, dan Tarakan.
Teten mengatakan, sektor perikanan juga terkena dampak dari pandemi virus corona. Seperti membengkaknya biaya produksi baik BBM bagi nelayan untuk melaut maupun biaya budidaya di sektor hulu.
Sementara di sektor hilirnya, pasar tak mau menyerap secara optimal hasil perikanan dan menurunnya daya beli masyarakat. Selain itu biaya angkut dan logistik yang juga naik.
"Kami berupaya memberikan dukungan dan bantuan baik di hulu sampai hilir. Misalnya pembiayaan permodalan melalui KUR, PNM maupun ultra mikro dan LPDB dengan dana PEN sampai Rp1 triliun. Sementara yang unbankable juga disiapkan bantuan produktif usaha mikro sebesar Rp 2,4 juta bagi 12 juta pelaku usaha mikro," ujar Teten.
Teten mengakui mayoritas nelayan maupun petani memiliki skala usaha yang kecil sehingga gampang terpapar jika ada krisis. "Karena itu saya mendorong nelayan dan petani untuk mendirikan koperasi agar memiliki skala usaha bisnis sehingga lebih efisien dan lebih mudah bagi pemerintah dalam memberikan pendampingan," kata Teten.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, ada 13.819 koperasi pertanian dan nelayan atau 11,23 persen dari jumlah koperasi. Sedang dari omzet, koperasi pertanian ini memberikan kontribusi 7,27 persen dari koperasi secara keseluruhan.
Ekosistem Perikanan
Dalam kesempatan yang sama, Dirut PT Perinus, Farida Mokodompit, menjelaskan masalah kebutuhan adanya ekosistem perikanan dari hulu sampai hilir sehingga masalah perikanan bisa digarap secara lebih intensif dan memberikan hasil yang optimal.
"Apalagi kita sudah memasuki dunia digital, dibutuhkan ada ekosistem perikanan yang bisa menjembatani permasalahan dari permodalan, offtaker sampai pemasaran. Kami di PT perikanan Nusantara juga sudah menyiapkan membuka resi gudang yang akan menampung hasil-hasil perikanan," kata Farida.
Hal senada juga diungkapkan Irham dari Aruna selaku startup yang mengumpulkan produk perikanan di berbagai wilayah di indonesia.
ADVERTISEMENT
Di sektor pembiayaan, perbankan yang diwakili BRI dan BNI, LPDB KUMKM juga menyatakan kesiapannya membantu masalah pembiayaan perikanan.
"Kami siap membiayai nelayan di semua lini baik di usaha kecil menengah maupun korporasi," kata Direktur Hubungan Kelembagaan BNI, Sis Apik Wijayanto.
Sementara Dirut LPDB KUMKM, Supomo, mengatakan, pihaknya akan konsentrasi membiayai koperasi koperasi nelayan." Kalau anggotanya bisa dibiayai perbankan melalui KUR dan sebagainya," ujarnya.
----------------------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona