Kegigihan Ridwan Demi Mimpi Jadi Fotografer

9 Maret 2017 17:31 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Crowdfunding Kumparan. (Foto: Ridho Robby/kumparan)
Masih ingat dengan Ridwan? Siswa di Sekolah Alam Anak Sholeh Bekasi yang mengidap Global Developmental Delay (GDD) ini tengah bekerja keras mewujudkan cita-citanya menjadi fotografer.
ADVERTISEMENT
Kemahiran fotografi ini membuat Ridwan pernah terbang ke Filipina. Di sana dirinya ditunjuk menjadi salah satu instruktur pelatihan dan pembuatan kamera lubang jarum di La Consolacion College di Bacolod Filipina tahun 2016.
Di tengah-tengah usahanya mengejar cita-cita ini, Ridwan juga tengah giat bekerja. Hingga kini dirinya masih berusaha mengumpulkan uang lewat berbagai macam pekerjaan meneruskan mimpinya.
Ridwan kini tengah bekerja sebagai tukang cuci steam motor dan antar jemput galon ke perumahan di dekat lingkungan tempat dirinya tinggal. Sebelumnya Ridwan bahkan sempat menjadi kuli bangunan demi mencukupi hidupnya sehari hari dan cita-citanya menjadi fotografer.
Ridwan tengah bekerja. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Di mata keluarga dan tempat dirinya bekerja, Ridwan dinilai sebagai sosok yang jujur dan rajin. Ridwan tak pernah mengeluh dengan pekerjaan yang diberikan Siaman (66) sang pemilik agen galon dan cuci steam motor yang berlokasi di pinggiran Jalan Mutiara Gading City ini.
ADVERTISEMENT
"Kerja pun rajin walaupun kalau steam kadang kurang bersih," ujar Siaman saat ditemui di tempat usahanya.
Ridwan sedang mencuci motor. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Siaman kemudian bercerita bahwa dahulu, Ridwan lah yang memiliki inisiatif sendiri datang ke tempat usahanya 1 tahun silam meminta pekerjaan saat dirinya merintis usaha.
"Sampai sekarang, sehari bisa nganter 18 galon. Ya kadang juga suka ngasih tip tambahan karena ngelihat dia," jelasnya.
Ridwan tengah mencuci motor. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Setiap hari Ridwan berjalan kaki menyusuri komplek perumahan di tengah terik ditemani gerobak pengantar galon ke rumah-rumah. Ridwan pun terlihat begitu bersemangat saat kumparan menemuinya dan mengikuti kegiatannya ditengah pekerjaannya mencuci motor dan antar jemput galon.
Lokasi tempat Ridwan pun begitu sederhana dan dekat. Hanya sekitar 30 meter dari rumahnya dan sekitar 100 meter dari tempat Ridwan bersekolah menuju tempat kerjanya.
ADVERTISEMENT
Ridwan sedang mengantarkan galon air mineral. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Penghasilannya hanya diupahi Rp 1.500 untuk satu galon yang dikirimkannya. Selain itu untuk mencuci motor Ridwan mendapatkan Rp 12.000 untuk sekali jasa cuci.
Walaupun penghasilannya dapat dibilang kurang untuk hidupnya sehari-hari, namun Ridwan tetap berinisiatif menabung setiap bulan. Pendapatan sehari harinya ini kemudian ditulis di sebuah catatan untuk disisihkan membiayai kebutuhan sehari-hari dan membeli kamera.
"Iwan dan ibunya harus cari uang sendiri. Gajian banyak baru dihitung, Rp 350.000 perbulan hasil dari keliling mengantar galon dan cuci steam," jelas Saimin.
Ridwan menjual galon isi ulang. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Pada kesempatan yang sama pun kumparan mewawancarai Khoir, Kepala Sekolah Alam Sholeh. Dirinya mengakui keinginan yang beberapa kali disampaikan Ridwan kepadanya. Ridwan memang mengaku ingin menjadi fotografer profesional.
ADVERTISEMENT
"Dia cita-cita memang ingin jadi fotografer sebenernya. Dia pengen jadi fotografer pro memegang kamera digital dan berkelana keliling Indonesia, bahkan dunia," jelasnya.
Ridwan sudah bekerja ditempat Siaman selama satu tahun lebih. Selama itu pula Ridwan tengah berusaha seorang diri mendapatkan apa yang diimpikannya dan tak pernah mengeluh sekalipun walaupun dia tahu akan terwujud dalam waktu yang tak sebentar. Dia ingin membeli kamera Canon 60D. Saat ini harganya berada di kisaran Rp 17 juta.
Bantuan untuk Ridwan bisa disalurkan melalui rekening kitabisa.com. Kumparan sedang menjalankan program ‘Kamera Untuk Ridwan'.
ADVERTISEMENT