Kata Komunitas Sepeda Soal Bersepeda di Jalur Cepat Sudirman

30 Desember 2019 11:39 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengemudi yang menabrak 7 pesepeda di Jalan Sudirman. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pengemudi yang menabrak 7 pesepeda di Jalan Sudirman. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tujuh pesepeda jadi korban kecelakaan di Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12). Mereka ditabrak oleh mobil Toyota Avanza B 1624 BYW yang melintas dari arah Bundaran HI menuju Bundaran Senayan yang dikemudikan PNS Polres Jaksel, Toto Prasetio.
ADVERTISEMENT
Para pesepeda ditabrak saat tengah melaju di depan gedung Summitmas, Jakarta Selatan. Insiden ini setidaknya menyebabkan dua orang harus dirawat inap.
Polisi memastikan para pesepeda ini ditabrak di jalur kedua untuk kendaraan bermotor alias bukan jalur sepeda dan sudah termasuk jalur cepat.
Polisi memeriksa lokasi kecelakaan mobil tabrak 7 pesepeda. Foto: Dok. Ditlantas Polda Metro Jaya
Terkait itu, pesepeda dari salah satu komunitas sepeda, Bayu, mengatakan bersepeda di jalur cepat bukan sesuatu yang baru. Beberapa komunitas sepeda, misalnya komunitas sepeda balap, sering menggunakan jalur cepat karena memang kecepatan bersepeda yang digunakan tidak sama dengan sepeda pada umumnya.
Polisi memeriksa lokasi kecelakaan mobil tabrak 7 pesepeda. Foto: Dok. Ditlantas Polda Metro Jaya
“Kalau jalur sepeda itu disediakan untuk komunitas ya, misal untuk yang berangkat dari rumah ke kantor,” kata Bayu saat dihubungi kumparan, Senin (30/12).
“Tapi kalau untuk olahraga, atau sebagian komunitas sepeda balap misalnya, mereka speed lumayan kencang, jadi menurut saya memang berbeda jalur sepeda balap dan sepeda biasa,” sambungnya lagi.
Kondisi sepeda yang ditabrak mobil di Jalan Sudirman. Foto: Dok. Istimewa
Menurut Bayu, tidak menjadi masalah untuk pesepeda mengayuh sepedanya di jalur cepat, jalur lambat, atau jalur khusus sepeda. Yang menjadi masalah ketika pengguna kendaraan bermotor menyetir saat tidak sadarkan diri atau parahnya lagi berada dibawah kendali obat.
ADVERTISEMENT
“Kalau menurut saya tidak apa-apa asal hati-hati. Mau di jalur kiri, jalur tengah, jalur kanan enggak masalah, yang jadi persoalan yang nabrak itu lagi pakai narkoba itu sudah pasti salah dan bawa mobil dia tidak bisa ditolerir,” kata Bayu.
As long as semua pengendara komunitas sepeda, mobil, atau motor saling menghormati satu sama lain enggak ada masalah. Yang bahaya adalah orang driving under influence,” kata Bayu.
Jalur sepeda di atas trotoar, tempat pesepeda tertabrak di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Sabtu (28/12). Foto: Efira Tamara/kumparan
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terulang kembali, Bayu mengimbau para pesepeda untuk mengutamakan safety riding. Peralatan keselamatan dalam bersepeda, kata Bayu, wajib hukumnya.
“Yang pasti harus read soal safe riding, helm itu yang bisa menyelamatkan kita semua, terus kalau komunitas sepeda road bike kalau mulai pagi-pagi jangan lupa pakai lampu biar kelihatan dari belakang, saling menghormati lah antara pengguna jalan,” ujar Bayu.
Kondisi sepeda yang ditabrak mobil di Jalan Sudirman. Foto: Dok. Istimewa
Sementara untuk Pemprov DKI Jakarta, Bayu mengimbau agar lebih tegas menindak pelanggar jalur sepeda. Menurutnya masih banyak sepeda motor yang melintas di jalur sepeda sehingga tidak efisien.
ADVERTISEMENT
“Jalur sepeda suka basa-basi masih dilewati motor juga, harus ada tindakan tegas untuk motor itu,” kata Bayu.