Kasus COVID-19 Masih Melonjak, Shanghai Tetap Longgarkan Lockdown

11 April 2022 14:29 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi dan anggota keamanan dengan pakaian APD berdiri di luar toko makanan yang ditutup di Shanghai, China, Rabu (30/3/2022). Foto: Aly Song/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Polisi dan anggota keamanan dengan pakaian APD berdiri di luar toko makanan yang ditutup di Shanghai, China, Rabu (30/3/2022). Foto: Aly Song/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
China akan mulai mencabut peraturan karantina wilayah di sejumlah area di Shanghai pada Senin (11/4/2022). Keputusan itu diambil walaupun laporan angka infeksi COVID-19 terus meningkat hingga melampaui angka 25 ribu kasus.
ADVERTISEMENT
Pencabutan peraturan lockdown tersebut diharapkan dapat menggerakkan kembali perekonomia di pusat keuangan China itu. Pejabat Shanghai, Gu Honghui, menyebut pemerintah telah membagi area penduduk kota itu menjadi 3 kategori risiko.
Dengan demikian, penduduk yang berada di daerah tanpa kasus positif selama rentang dua pekan akan diberikan kelonggaran.
Pekerja dengan pakaian APD berjalan melewati barikade di sekitar area yang dilockdown di Shanghai, China, Kamis (24/3/2022) Foto: Xihao Jiang/REUTERS
Gu menerangkan, sebanyak 7.624 area masih tertutup rapat. Sementara itu, 2.460 area berada dalam zona 'kontrol' setelah sepekan terbebas dari kasus infeksi COVID-19.
Selain itu, 7.565 area lainnya berada dalam zona 'pencegahan' yang yang akan dibuka usai dua pekan tanpa kasus positif. Penduduk area tersebut diizinkan untuk beraktivitas di luar kediaman mereka selama tetap berada di dalam area itu.
"Setiap distrik akan mengumumkan nama-nama dari kelompok area pertama yang dibagi menjadi tiga kategori, dan tiga daftar berikutnya akan diumumkan pada waktu yang tepat," jelas Gu, seperti dikutip dari Reuters.
Seorang pekerja dengan pakaian pelindung berdiri di belakang penghalang yang menutup area perumahan di bawah lockdown di Shanghai, China, Rabu (30/3/2022). Foto: Aly Song/REUTERS
Penduduk di zona pencegahan diharapkan tetap mematuhi peraturan jarak minimal dan penyesuaian dinamis mendatang dari pemerintah Shanghai. Gu berjanji, Shanghai akan berupaya untuk meminimalkan dampak pembatasan terhadap penduduk kota terpadat di China itu.
ADVERTISEMENT
"Kami juga berharap seluruh warga dan teman-teman tetap mendukung dan bekerja sama," ujarnya.
Namun, keputusan itu menuai kritik dari publik. Mereka mengatakan, pemerintah kota bertindak gegabah dalam mencabut lockdown di tengah kenaikan kasus.
"Saya pikir pemerintah Shanghai memiliki rencana rahasia untuk menginfeksi seluruh rakyat China," kata salah satu akun di media sosial Weibo.
Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati gedung perumahan yang di-lockdown di Shanghai, China, Rabu (30/3/2022). Foto: Aly Song/REUTERS
Sementara itu, sejumlah orang lainnya menilai pemerintah tak punya pilihan lain. Sebab, banyak penduduk yang kesulitan memperoleh makanan dan obat-obatan sejak pemberlakuan lockdown pada 28 Maret.
"Saya pikir ini adalah pengakuan pemerintah Shanghai bahwa mereka tidak dapat melanjutkan lockdown sambil memastikan bahwa warganya tidak mati kelaparan," kata pengguna Weibo lainnya.
Shanghai telah dilumpuhkan gelombang infeksi COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir. Kota itu tengah berusaha melawan lonjakan kasus terbesar di China sejak penemuan kasus COVID-19 pertama kali di Wuhan pada akhir 2019 lalu.
ADVERTISEMENT
Pada hari Minggu (10/4), Shanghai mencatat 25.173 kasus infeksi COVID-19 tanpa gejala. Angka itu naik dari 23.937 pada hari sebelumnya. Di sisi lain, kasus bergejala turun menjadi 914 dari 1.006.
Penulis: Airin Sukono