Kasus Campak di Papua Tengah Melesat Tajam Jadi 397 Orang, Apa Penyebabnya?

5 Maret 2023 14:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak campak. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak campak. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus campak di Provinsi Papua Tengah meningkat dalam 3 bulan terakhir. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu mengungkapkan, per 3 Maret 2023, total kasus yang dilaporkan sebanyak 397 orang tersebar di 7 kabupaten.
ADVERTISEMENT
Tujuh kabupaten yang alami kenaikan kasus campak adalah Nabire, Paniai, Mimika, Puncak, Dogiyai, Intan Jaya dan Deiyai.
“Sekitar 48 telah terkonfirmasi lab positif campak, terbanyak di Kabupaten Mimika 25 kasus, Kabupaten Nabire 16 kasus, dan Kabupaten Paniai 7 kasus.,” kata Maxi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (5/3).
Dari hasil pemeriksaan juga didapati 1 kasus konfirmasi rubella di Kabupaten Mimika.
Dari kasus konfirmasi campak dan rubella tersebut, lanjut Dirjen Maxi, sebanyak 19 orang masih menjalani perawatan, sedangkan 182 orang sudah dinyatakan sembuh dan 2 orang meninggal.
“Jumlah kasus kematian tercatat 2 kasus, satu kasus berasal dari Kabupaten Nabire dan 1 kasus dari Kabupaten Paniai,” kata Dirjen Maxi.
Maxi menyebut, kenaikan kasus campak di Provinsi Papua Tengah disebabkan oleh rendahnya cakupan imunisasi MR untuk anak-anak di tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan Kemenkes, cakupan imunisasi MR1 hanya 64,1 persen, kemudian turun menjadi 48,6% pada Imunisasi MR 2.
“Temuan kami di lapangan, 87% kasus yang telah dilaporkan belum pernah mendapatkan imunisasi MR. Ini terjadi di hampir semua kelompok umur, bahkan status imunisasinya sebagian besar 0 (zero),” terang dia.
Hal ini menjadikan Provinsi Papua Tengah masuk dalam kategori berisiko untuk penularan campak rubela.
Atas kejadian ini, Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai langkah antisipatif. Di antaranya melakukan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah dan Dinas Kesehatan di 7 kabupaten terkonfirmasi.
Juga meningkatkan surveilans aktif dan pemantauan penemuan kasus baru di Provinsi Papua Tengah, meningkatkan cakupan imunisasi. Serta memenuhi kelengkapan fasyankes untuk persiapan penanganan kasus campak.
ADVERTISEMENT
“Setelah menerima laporan ini, kami bergegas melakukan upaya tindaklanjut agar tidak semakin meluas,” ujar Dirjen Maxi.
Maxi mengingatkan bahwa imunisasi MR masih menjadi cara yang ampuh untuk mencegah dua penyakit sekaligus yakni campak dan rubella. Karenanya, ia mengimbau masyarakat untuk tidak ragu mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan imunisasi MR.