Kalah Pilpres Tiga Kali, Eks Ibu Negara Guatemala Ngaku Jadi Target Pembunuhan

5 April 2024 14:45 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kandidat Guatemala dari partai National Union of Hope dan mantan Ibu Negara (2008-2011), Sandra Torres (tengah), tiba di Pasar Lama dalam rangka kampanye kepresidenannya di Villa Nueva, Guatemala pada 20 Mei 2023. Foto: JOHAN ORDONEZ / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Kandidat Guatemala dari partai National Union of Hope dan mantan Ibu Negara (2008-2011), Sandra Torres (tengah), tiba di Pasar Lama dalam rangka kampanye kepresidenannya di Villa Nueva, Guatemala pada 20 Mei 2023. Foto: JOHAN ORDONEZ / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Eks ibu negara Guatemala, Sandra Torres, pada Kamis (4/4) mengaku diancam dibunuh. Torres kalah Pilpres tiga kali.
ADVERTISEMENT
Kekalahan terakhir Torres terjadi pada Agustus 2023 lalu. Ketika itu pemilu Guatemala dimenangkan Bernando Arevalo.
Setelah serangkaian kekalahan pemilu, Torres merilis video. Ia menyebut ada upaya pembunuhan terhadap dirinya yang dipicu konflik internal partainya.
“Beberapa hari lalu mereka mengirim rekaman suara nyata dan mengancam saya,” kata Torres yang baru pertama kali nampak di muka publik usai kalah pemilu seperti dikutip dari Reuters.
Kandidat Guatemala dari partai Persatuan Harapan Nasional dan mantan ibu negara (2008-2011), Sandra Torres, memberi isyarat saat pertemuan di Guatemala City pada 20 Juli 2023. Foto: JOHAN ORDONEZ / AFP
Torres menduga dua anggota partainya, Persatuan Nasional untuk Harapan, otak di balik ancaman itu. Menurut Torres, mereka ingin menguasai partai setelah dirinya terbunuh.
Torres kemudian merilis rekaman suara berisi percakapan pembunuh bayaran yang ditugaskan untuk menghabisi dirinya. Ia yakin penyelidik akan mengungkap kebenaran.
Salah satu anggota partai yang diduga otak pembunuh yaitu Adim Maldonado. Dia membantah tuduhan tersebut.
ADVERTISEMENT
Torres sendiri adalah eks presiden berideologi kiri di Guatemala, Alvaro Colom. Partai Torres didukung elite Guatemala.
Sebelum 2023 lalu, Torres kalah pada pemilu 2015 dan 2019. Torres sampai sekarang yakin kekalahannya karena adanya kecurangan.