Kakorlantas: Fatalitas Kecelakaan Motor Selama Operasi Patuh 2020 Meningkat

8 Agustus 2020 7:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kakorlantas Polri Irjen Istiono saat mengecek operasi patuh. Foto: Polri
zoom-in-whitePerbesar
Kakorlantas Polri Irjen Istiono saat mengecek operasi patuh. Foto: Polri
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Korlantas Mabes Polri telah menggelar operasi patuh selama 14 hari sejak 23 Juli hingga 5 Agustus 2020. Operasi patuh tahun ini secara keseluruhan berjalan dengan lancar meski dilakukan di tengah pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Kakorlantas Polri, Irjen Istiono, mengatakan berdasarkan hasil evaluasi, operasi patuh 2020 berjalan sesuai dengan harapan.
Sebab, dalam pelaksanaannya, anggota polantas di lapangan mengedepankan upaya persuasif dan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
"Sebagai pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat, kami berusaha semaksimal mungkin melaksanakan harapan Presiden Joko Widodo untuk selalu peduli melakukan sosialisasi pencegahan penyebaran pandemi COVID-19," kata Istiono dalam keterangannya, Sabtu (8/8).
"Dalam melaksanakan operasi patuh hal terpenting adalah bagaimana menyadarkan masyarakat dalam gerak langkah berlalu lintas untuk selalu jaga jarak, memakai masker dan jaga kesehatan dengan selalu cuci tangan dalam setiap kesempatan. Ini penting agar pandemi ini segera berakhir," tambahnya.
Istiono menjelaskan, operasi patuh merupakan agenda rutin tahunan yang selalu digelar oleh Korlantas.
ADVERTISEMENT
Adapun tujuan operasi patuh sebagai media pengingat dan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya menjaga keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran selama berlalu lintas.

Banyak Pemotor Menjadi Korban Akibat Kecelakaan Selama Operasi Patuh 2020

Meski operasi patuh 2020 berjalan lancar, namun Istiono mengatakan telah terjadi peningkatan dalam fatalitas akibat kecelakaan lalu lintas terutama pengendara motor.
"Kendaraan bermotor, khususnya sepeda motor, turut andil terbanyak menjadi mesin penyebab kecelakaan. Lebih mengenaskan lagi, korbannya adalah mereka yang berusia produktif 15-35 tahun," jelas Istiono.
Maka dari itu, diperlukan langkah antisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholder dalam keselamatan berlalu lintas.
Istiono menekankan, budaya tertib berkendara dan patuh terhadap peraturan di jalan raya merupakan kunci dalam mengurangi kecelakaan kendaraan bermotor.
ADVERTISEMENT
Jenderal bintang dua itu sadar, membangun kesadaran terhadap keselamatan berkendara tidaklah mudah. Bahkan sudah banyak cara yang telah dilakukan oleh kepolisian untuk menekan angka kecelakaan tersebut.
"Diharapkan, dengan sinergi yang terbangun sesama stakeholder bisa meminimalisir fatalitas korban laka lantas. Fakta menunjukkan, korban meninggal akibat laka lantas banyak berjatuhan," ucap dia.