Jokowi: Perguruan Tinggi yang Sudah Tua, Tolong Lakukan Peremajaan Diri

27 Juli 2021 13:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengarahan Presiden Joko Widodo kepada Kepala Daerah Se Indonesia Tahun 2021, secara virtual, Senin (19/7). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Pengarahan Presiden Joko Widodo kepada Kepala Daerah Se Indonesia Tahun 2021, secara virtual, Senin (19/7). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi meminta ada perubahan mindset dalam setiap perguruan tinggi yang sudah berusia tua. Dia ingin perguruan tinggi tersebut melakukan peremajaan mulai dari sistem, manajemen, hingga kurikulum.
ADVERTISEMENT
Menurut Jokowi, peremajaan itu bertujuan agar perguruan tinggi bisa beradaptasi dan lebih kompetitif.
"Perguruan tinggi yang usianya sudah tua tolong segera lakukan peremajaan diri, peremajaan kurikulum dan sistem pembelajaran, peremajaan manajemen, dan perilaku agar tetap tangguh dan kompetitif di dunia yang baru," kata Jokowi dalam Konvensi Kampus XVII dan Temu Tahunan XXIII Forum Rektor Indonesia secara virtual, Selasa (27/7).
Sementara bagi perguruan tinggi yang usianya masih muda, diharapkan tak terbebani dengan membuang tradisi masa lalu yang kini tak dibutuhkan lagi atau tidak seusai dengan perkembangan zaman.
Peserta mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) saat seleksi masuk perguruan tinggi negeri di Kampus UGM, DI Yogyakarta, Senin (6/7). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
"Bagi perguruan tinggi yang masih muda, inilah kesempatan emas bagi saudara-saudara. Perguruan tinggi yang muda tidak terbebani untuk membuang tradisi kerja masa lalu," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Perguruan tinggi baru berkesempatan untuk melompat ke cara kerja baru, ke kurikulum baru, ke manajemen model baru," tambahnya.
Jokowi menyadari saat ini merupakan era di mana terjadi sejumlah perubahan. Apalagi sejak pandemi COVID-19 melanda, terjadi perubahan yang sifatnya disruptif.
"Pandemi COVID-19 merupakan rangkaian serial disrupsi, menambah disrupsi yang sebelumnya dipicu revolusi industri 4.0. Perubahan lanskap sosial budaya, perubahan lanskap ekonomi, perubahan lanskap politik mengalami perubahan besar akibat revolusi industri 4.0," jelasnya.
Jokowi meminta pihak kampus bisa menyesuaikan dengan semua perubahan tersebut. Sehingga baik mahasiswa hingga dosen dapat memanfaatkan perubahan itu dengan baik, khususnya dalam proses belajar mengajar.
Sementara bicara soal proses belajar mengajar, Jokowi kemudian menyinggung program pemerintah yaitu Kampus Merdeka.
ADVERTISEMENT
"Mahasiswa bisa belajar kepada siapa saja, di mana saja yang dirasa penting untuk mempersiapkan masa depan mereka dan masa depan bangsa. Mahasiswa harus di-update dan perkembangan terkini dan perkembangan ke depan," tuturnya.
Jokowi menyebut banyak pengetahuan dan keterampilan yang menjadi tidak relevan atau usang karena distrupsi. Sementara di sisi lain, banyak pengetahuan baru yang bermunculan, yang dikembangkan oleh lembaga peneliti dan praktisi yang barangkali belum sempat dibukukan.
"Banyak jenis pekerjaan yang hilang karena distrupsi, tetapi juga banyak pekerjaan baru yang bermunculan di masa kini dan masa yang akan datang karena distrupsi," pungkasnya.