Jenderal Sudan Bebaskan 4 Menteri yang Ditahan Sejak Kudeta Pekan Lalu

5 November 2021 2:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin Kudeta Sudan Jenderal Pemimpin Kudeta Sudan Foto: El Tayeb Siddig/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin Kudeta Sudan Jenderal Pemimpin Kudeta Sudan Foto: El Tayeb Siddig/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jenderal militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan memerintahkan pembebasan empat menteri yang ditahan sejak dia memimpin perebutan kekuasaan militer pekan lalu, Kamis (4/11).
ADVERTISEMENT
Pembebasan itu terjadi ketika tentara mengatakan pembentukan pemerintahan baru "sudah dekat".
"Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata telah memerintahkan pembebasan Hashem Hassab Alrasoul, Ali Geddo, Hamza Baloul, Youssef Adam," kata stasiun televisi pemerintah, yang dikutip dari AFP, Jumat (5/11).
Alrasoul merupakan Menteri Telekomunikasi, Geddo mengepalai Kementerian Perdagangan, Baloul adalah Menteri Informasi, dan Adam memegang Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Pembebasan para menteri itu terjadi tak lama setelah panggilan telepon antara Burhan dan Sekjen PBB Antonio Guterres, yang secara pribadi meminta panglima militer untuk memulihkan transisi demokrasi.
Pengunjuk rasa berkumpul selama kudeta militer di Khartoum, Sudan, Senin (25/10). Foto: El Tayeb Siddig/REUTERS
Di bawah pimpinan Burhan, yang juga pemimpin de facto Sudan sejak penggulingan presiden otokratis Omar al-Bashir 2019, pada pekan lalu telah membubarkan pemerintah, menahan kepemimpinan sipil dan menyatakan keadaan darurat.
ADVERTISEMENT
Tentara Sudan mengatakan Kamis (4/11) pagi bahwa pemerintah baru sedang dalam perjalanan.
"Kami sedang mempertimbangkan semua inisiatif internal dan eksternal untuk melayani kepentingan nasional," kata penasihat media Burhan Taher Abouhaga. "Pembentukan pemerintah sudah dekat."
Dikutip dari Al-Jazeera, sehari sebelum perintah pembebasan, kantor PM Abdalla Hamdok juga membantah laporan bahwa dia telah setuju untuk memimpin pemerintahan baru dan bersikeras bahwa dia ingin para tahanan dibebaskan dan badan-badan pemerintahan dipulihkan sebelum melakukan dialog apa pun.
Kekuasaan Hamdok sebelumnya telah disingkirkan militer lewat kudeta tepatnya pada 25 Oktober lalu. Hamdok kemudian ditahan di tempat rahasia.