Jenderal Militer AS: Rusia dan Ukraina Kemungkinan Kehilangan 100 Ribu Prajurit

10 November 2022 14:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tentara cadangan Rusia yang baru ikut serta dalam pelatihan di wilayah Donetsk, Ukraina yang dikuasai Rusia di wilayah Donetsk, Ukraina yang dikuasai Rusia. Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Tentara cadangan Rusia yang baru ikut serta dalam pelatihan di wilayah Donetsk, Ukraina yang dikuasai Rusia di wilayah Donetsk, Ukraina yang dikuasai Rusia. Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sedikitnya 100 ribu prajurit militer Rusia diperkirakan tewas atau terluka selama pertempuran di Ukraina sejak operasi militer khususnya dimulai pada Februari lalu. Pihak Kiev kemungkinan menderita jumlah korban serupa.
ADVERTISEMENT
Informasi ini diungkap oleh Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat, Mark Milley, dalam pidato sambutannya di Economic Club of New York, pada Rabu (9/11).
“Anda melihat lebih dari 100.000 tentara Rusia tewas dan terluka,” tutur Milley, seperti dikutip dari AFP.
“Hal yang sama mungkin terjadi di pihak Ukraina,” imbuhnya. Meski begitu, angka yang diberikan Milley tidak dapat dikonfirmasi kebenarannya secara independen. Pihak Kremlin cenderung menutup informasi terkait kerugian yang dideritanya.
Tetapi, menurut Washington, angka ini adalah yang paling akurat selama delapan bulan perang telah berlangsung.

Rusia dan Ukraina Kemungkinan Tak Akan Menangkan Perang

Menurut Milley, masih ada peluang bagi pembicaraan damai antara kedua negara untuk mengakhiri konflik dan kemenangan perang kemungkinan tidak akan tercapai, baik itu untuk Ukraina maupun Rusia.
ADVERTISEMENT
“Harus ada pengakuan bersama bahwa kemenangan militer mungkin dalam arti sebenarnya mungkin tidak dapat dicapai melalui cara-cara militer, dan oleh karena itu Anda perlu beralih ke cara lain,” tandas Milley.
“Ada kesempatan di sini, jendela peluang untuk negosiasi,” ungkap pria berusia 64 tahun itu.
Pernyataan ini muncul menyusul penarikan mundur pasukan Rusia dari salah satu wilayah Ukraina yang dianeksasi pada September lalu — Kherson.
Petugas pemadam kebakaran bersama tentara Ukraina dan sukarelawan mencari mayat orang yang tewas dalam serangan Rusia, di antara sisa-sisa bangunan di samping menara TV, di kota Izium, wilayah Kharkiv, Ukraina. Foto: Zohra Bensemra/REUTERS
Ini merupakan sebuah pukulan besar bagi operasi militer khusus Moskow, diperburuk dengan tewasnya Wakil Gubernur Kherson pro-Rusia, Kirill Stremousov, akibat kecelakaan mobil.
“Saya mengerti bahwa ini adalah keputusan yang sangat sulit, tetapi pada saat yang sama, kami akan mempertahankan hal yang paling penting yaitu kehidupan prajurit kami dan, secara umum, efektivitas tempur kelompok pasukan, yang sia-sia untuk dipertahankan di tepi kanan yang memiliki area terbatas,” ungkap komando militer Rusia di medan perang Ukraina, Jenderal Sergei Surovikin.
ADVERTISEMENT
Meski serangan balasannya membuahkan hasil, tetapi pihak Kiev memandang skeptis tindakan Rusia.
Penasihat Kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak, menyatakan bahwa Ukraina akan terus waspada karena tidak melihat tanda-tanda Rusia meninggalkan Kherson tanpa perlawanan.
Podolyak menambahkan, masih ada sebagian pasukan Rusia yang dipertahankan di Kota Kherson. Atas kondisi itulah, Gubernur Kherson yang ditunjuk Ukraina Yaroslav Yanushevych meminta masyarakat untuk tidak langsung merayakan euforia terhadap penarikan pasukan ini.