Jejak si Banteng sebagai Simbol Kekuatan Bursa Saham

28 Juli 2017 7:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses pemasangan patung Banteng Wulung (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Proses pemasangan patung Banteng Wulung (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para pelaku modal mungkin sudah tak asing dengan hewan banteng yang memiliki tanduk besar. Hewan yang bertubuh gempal ini memang telah dipilih menjadi ikon pengharapan bagi bursa efek. Sehingga wajar saja hampir seluruh bursa perdagangan di dunia memasang patung Bull sebagai sebuah simbol pengharapan.
ADVERTISEMENT
Istilah Bull sendiri biasa digunakan di kalangan investor saham untuk menyebutkan suatu keadaan berupa peningkatan harga saham. Sedangkan lawannya adalah Bearish, yaitu suatu kondisi di mana pasar saham sedang mengalami tren turun atau melemah.
Selain itu, Bullish selalu dilambangkan dengan banteng dan Bearish dilambangkan dengan beruang. Dengan dipilihnya lambang banteng ini diharapkan kondisi pasar saham mengalami peningkatan dan tentunya bisa memengaruhi pertumbuhan perekonomian.
Lalu kapan pertama kali Patung Bull menjadi simbol di bursa efek?
Banteng Wulung  (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Banteng Wulung (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
Kumparan (kumparan.com) mencoba meriset sejak kapan pantung Bull berukuran besar mulai menjadi simbol bursa efek. Meski tak mendapatkan angka yang pasti kapannya, namun yang pasti patung Bull atau yang dikenal dengan nama patung Charging Bull ini sempat berada di depan New York Stock Exchange. Tetapi kondisinya kini dipindahkan ke Bowling Green.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, New York Stock Exchange merupakan salah satu bursa saham terbesar di dunia. Bursa ini terletak di 11 Wall Street, Lower Manhattan, New York City, Amerika Serikat. Konsep yang dilakukan New York Exchange memasang patung Bull lantas ditiru oleh hampir seluruh bursa efek yang ada di seluruh dunia.
Di BEI sendiri, patung Bull diletakkan di depan galeri BEI dan di depan pintu masuk ruang trading floor.
Proses pemasangan patung Banteng Wulung (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Proses pemasangan patung Banteng Wulung (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
Bahkan baru-baru ini, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) juga ingin meniru bursa saham di New York, di mana patung Bull berukuran besar diletakkan di depan halaman gedung.
Sejak pertama kali dibentuk tahun 1912 oleh Pemerintah Hindia Belanda, bursa efek di Indonesia belum memiliki patung Bull berukuran besar. BEI hanya memiliki beberapa patung Bull berukuran kecil yang ditempatkan di beberapa sudut ruangan bursa efek, misalnya saat memasuki ruang trading floor Gedung BEI.
ADVERTISEMENT
Namun kondisinya berubah, kini BEI telah memiliki patung Bull seberat 7 ton yang langsung didatangkan dari Bali. Rencananya peresmian patung Bull ini akan langsung dihadiri oleh Presiden Joko Widodo pada 13 Agustus 2017 mendatang.
Patung Banteng di Bursa Efek Indonesia (Foto: Dewi Rachmat K/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Patung Banteng di Bursa Efek Indonesia (Foto: Dewi Rachmat K/kumparan)
Direktur Utama PT BEI Tito Sulistio mengatakan, bahan baku pembuat patung Bull tersebut tidak sembarang, yaitu dari bahan fosil kayu yang sudah membatu. Lalu jenis banteng yang menjadi simbol patung Bull milik BEI adalah banteng wulung. Ada alasan khusus mengapa banteng wulung dipilih sebagai ikon BEI.
"Indonesia ada banteng wulung dari Pasundan di mana dulu ada satu kerajaan, Banteng yang menjaga negara itu memberi kesejahteraan dan kebahagiaan karena dia jagain. Diharapkan banteng wulung bisa memberi kebahagiaan dan kejayaan buat BEI," tuturnya kepada media, Kamis (27/7).
ADVERTISEMENT
Banteng Wulung  (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Banteng Wulung (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
Lalu apa bedanya banteng wulung dengan banteng lainnya? Sebetulnya hampir semua jenis banteng sama. Hanya saja, banteng wulung ini memiliki cerita rakyat bila hewan ini memiliki kesaktian yang luar biasa.
Selain itu, Tito juga bercerita selama ini belum ada bursa efek di manapun yang memasang patung banteng berbahan dasar kayu fosil. Dia mengklaim, usia kayu yang dibuat sebagai bahan dasar pembuatan patung Bull milik BEI sudah mencapai ratusan tahun.
Proses pemasangan patung Banteng Wulung (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Proses pemasangan patung Banteng Wulung (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
"Ini yang pertama, biasanya tuh pakai kayu, besi atau semen. Baru pertama ini pakai kayu fosil," tuturnya.
Ia berharap, nantinya banteng wulung ini bisa membawa kemajuan bagi BEI dan menjadi kebanggaan bagi warga Jakarta bahkan kalau bisa menjadi ikon Jakarta.
ADVERTISEMENT
Patung Banteng di Bursa Efek Indonesia (Foto: Dewi Rachmat K/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Patung Banteng di Bursa Efek Indonesia (Foto: Dewi Rachmat K/kumparan)