Jared Collins Bantah Batu Meteor Josua Hutagalung Terjual Rp 200 Juta

19 November 2020 21:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi batu meteor. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi batu meteor. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jared Collins, perantara yang menghubungkan antara pemilik batu meteor asal Tapanuli Selatan bernama Josua Hutagalung dengan kolektor meteor di Amerika Serikat, membantah nilai penjualan benda tersebut mencapai Rp 200 juta.
ADVERTISEMENT
Melalui rilisnya, pria yang tinggal di Bali itu menegaskan total transaksi itu hanya diketahui oleh pihak Josua dan koleganya yang kini tinggal di Amerika.
"Tetapi jumlah yang dibayarkan/diterima bukanlah 200 juta atau harga yang terlalu dibesar-besarkan sejumlah 25 miliar yang dilaporkan di seluruh dunia," ucap Jared, Kamis (19/11).
Ia menambahkan, hingga kini, tidak ada meteorit dengan harga sefantastis tersebut. Apabila ada, Jared mengeklaim tak ada kolektor yang akan membelinya.
"Adapun keaslian, nilai sebenarnya adalah kerahasiaan kedua belah pihak, baik Josua Hutagalung maupun warga Amerika yang tinggal di luar negeri, yang mengambil alih meteor tersebut, berdasarkan kesepakatan bersama," lanjutnya.
Jared mengaku, pada 7 Agustus 2020, ia dihubungi oleh penggemar meteorit yang tinggal di Amerika Serikat. Ia diminta untuk mendapatkan batu meteor yang jatuh di rumah Josua. Karena tertarik dengan kisah Josua, ia memenuhi permintaan koleganya tersebut.
ADVERTISEMENT
Ia kemudian berangkat ke Sumatera Utara dan bertemu dengan Josua untuk melihat keaslian meteorit tersebut dan melindungi meteorit tersebut untuk pengiriman yang aman kepada koleganya itu.
Jared Collins kemudian ditugaskan untuk memeriksa keaslian meteorit yang ditemukan oleh Josua Hutagalung, melindungi meteorit tersebut dari kemungkinan kerusakan dan kontaminasi yang mungkin terjadi akibat penanganan meteorit yang tidak tepat, serta menyampaikannya dengan aman kepada koleganya di Amerika.
Benda angkasa berupa batu hitam yang jatuh dari langit ke rumah Josua Hutagalung warga Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Sabtu (1/8) sore. Foto: Handout via Antaranews
Jared menambahkan, persetujuan nilai transaksi dilakukan oleh pihak Josua dan koleganya tanpa melibatkan dirinya. Lebih lanjut, ia mengatakan, baik Josua maupun koleganya sepakat bahwa prosesnya adil dan diterima dengan baik oleh kedua belah pihak.
Ia membenarkan dirinya menerima penggantian untuk biaya perjalanan dan untuk waktunya yang dihabiskan untuk kepentingan membantu kolega ini. Meski begitu, ia menegaskan tidak memiliki koleksi batu meteor dan tidak menjualnya kepada pihak lain.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Josua mengatakan, batu tersebut dijual pada 17 Agustus 2020 seharga Rp 200 juta.
"Iya sudah dijual Rp 200 juta sama atap sengnya Rp 14 juta (seng bolong bekas kejatuhan meteor)," tegas Josua kepada kumparan, Rabu (18/11).
Batu hitam yang jatuh dari langit saat dipegang Josua Hutagalung dan istrinya, di kediamannya di Kecamatan Kolang, Tapanuli Tengah, Senin (3/8). Foto: ANTARA
Pria yang kesehariannya membuat peti mati itu menambahkan, semenjak video batu meteornya diunggah ke Facebook dan viral, ada seorang WNA yang mengaku anggota meteorid club, Jared, menghubunginya.
"Dia [Jared] katanya anggota meteorid club, koleksi koleksi meteorid dari Bali, pertama yang nelepon istrinya, soalnya istrinya kan kebetulan orang Batak," tandasnya.
Setelah itu, lanjut Josua, Jared datang ke rumahnya lalu membayar secara tunai batu tersebut. Josua mengaku tidak tahu apakah batu tersebut akan dijual kembali ke pihak lain.
ADVERTISEMENT