Isyarat Langitan dari Tumbangnya Pohon Beringin di Taman Sriwedari Solo

14 November 2023 9:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pedagang gorengan berada di dekat pohon yang tumbang di Jalan Solo-Semarang, Ampel, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (11/10/2023). Foto: Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pedagang gorengan berada di dekat pohon yang tumbang di Jalan Solo-Semarang, Ampel, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (11/10/2023). Foto: Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada isyarat langitan yang muncul pada akhir pekan lalu. Kata politikus PDIP Djarot Syaiful Hidayat, tumbangnya pohon beringin dan patung pandawa di Solo adalah sebuah pertanda.
ADVERTISEMENT
Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful yang dikenal sebagai sosok yang sangat memahami tradisi spiritualitas negeri, mengaku membaca isyarat langitan dari peristiwa alam yang terjadi di Solo, Sabtu (11/11) lalu.
“Tumbangnya pohon beringin di Taman Sriwedari Solo, disertai beberapa patung para satria Pandawa seperti Kresna, Bima, dan Gatotkaca, bukan hal yang kebetulan. Ketiga patung tersebut merupakan idola Jokowi, ini isyarat langitan yang sangat serius. Kekuatan langitan telah memberi tanda dan berbicara di Solo, mengingatkan para pemimpin agar jangan mengejar kekuasaan demi ambisi pribadi," ujar Djarot, Selasa (14/11).
Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto (kanan) dan Ketua DPP PDIP bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat (kiri) memberi sambutan saat kegiatan Pendidikan Kaderisasi Perempuan di Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung. Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
Djarot menjelaskan, Indonesia ini negeri spiritual. Dalam keyakinan Nusantara, apa yang terjadi menandakan wahyu kesatria sudah berpindah bagaikan cerita wayang tentang Wahyu Cakraningrat.
Bupati Blitar dua periode ini menyoroti beberapa peristiwa terakhir yang terjadi.
ADVERTISEMENT
“Rakyat Indonesia saat ini sangat prihatin terjadinya prahara di Mahkamah Konstitusi (MK). MK telah berubah menjadi Mahkamah Keluarga. Pelanggaran etik berat yang dilakukan Anwar Usman yang kini dikenal dengan sebutan Paman Gibran ditanggapi oleh alam. Badai melanda Solo. Pesan langitan ini menjadi simbol yang sangat penting, bahwa kekuasaan itu ada batasnya," lanjut Djarot.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun kemudian mengajak masyarakat Indonesia berdoa agar bangsa Indonesia dijauhkan dari berbagai hal negatif.
“Kita semua percaya bahwa keadilan akan ditegakkan. Kalau langitan saja sudah mengirimkan tanda dengan ambruknya pohon beringin di Solo, maka seluruh rekayasa hukum di MK harus diakhiri. Kekuasaan tidak bisa dibangun dengan ambisi. Jangan pernah gelapkan hati nurani," ujar Djarot dengan nada prihatin.
ADVERTISEMENT
Djarot pun percaya bahwa keadilan yang akan bicara.
“Tampilnya Pak Prabowo-Gibran dengan cara-cara yang bertentangan dengan akal sehat dan kebenaran nurani telah dijawab oleh kekuatan langitan yang berasal dari kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa," kata Djarot.
"Yang saya heran, patung para Punokawan tidak tumbang, artinya rakyat wong cilik yang akan meluruskan penyalahgunaan kekuasaan pada akhir-akhir ini," kata Djarot mengakhiri wawancara.