Ironis, Negara Maju Memuliakan, di Jakarta Jalur Sepeda Diusulkan Dibongkar

18 Juni 2021 13:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesepeda melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (6/6/2021). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pesepeda melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (6/6/2021). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sepeda kini menjadi transportasi favorit di negara maju, seperti di Eropa. Misalnya saja Belanda dan Inggris. Di sana pesepeda bukan hanya sekadar olahraga, tetapi menjadi transportasi sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, khususnya Jakarta sepeda malah jadi polemik. Sejumlah elite politik ramai-ramai meminta Pemprov DKI membongkar jalur sepeda.
Alasannya agar tidak menimbulkan kecemburuan dengan pengendara lain dan saling berbagi jalan. Tapi sepertinya alasan ini mengada-ada. Kenapa?
Pesepeda memacu kecepatannya di jalur sepeda permanen di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (9/5). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
"Ini sebuah kemunduran terbesar dalam sejarah transportasi di Indonesia maupun dunia,” kata Ketua Tim Advokasi Bike To Work Fahmi Saimima, Jumat (18/6).
Negara maju mendorong transportasi yang ramah lingkungan karena itu mereka yang bersepeda diberi dukungan. Malah dibuatkan jalur khusus bersepeda.
"Usulan pembongkaran jalur sepeda itu, kalau jadi dilaksanakan, jelas 'set back', kemunduran dan akan mengirim pesan yang keliru kepada publik bahwa 'bike to work' itu ndak didukung oleh pemerintah; bahwa pemerintah tidak pro-'green policy'. Ratifikasinya bisa panjang," ujar Ulil dikutip dari akun twitter pribadinya, @ulil.
Pesepeda melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (6/6/2021). Foto: Aprilio Akbar/ANTARA FOTO
Jadi entah mengapa sejumlah elite politik tak ramah dengan jalur sepeda. Ada isu santer yang menyebar, para elite itu memakai sepeda road bike, jadi jalur sepeda tak berarti buat mereka. Apa iya?
ADVERTISEMENT
Sebelumnya Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni saat rapat dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit meminta agar jalur sepeda permanen dihilangkan saja. Apalagi sudah ada gesekan antar-komunitas sepeda yang muncul karena adanya dugaan diskriminasi.
Belum lagi, nantinya ada pengendara motor yang ingin meminta jalur khusus bila pola ini terus dibiarkan.
Pesepeda melintasi jalur khusus sepeda yang telah diberikan pembatas jalur permanen di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (24/2). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
"Kita ingin bagaimana jalan ini tidak ada diskriminasi, baik untuk road bike maupun seli bike. Biarkan risiko ditanggung masing-masing," ujar dia dalam rapat di Gedung DPR RI pada Rabu (16/6).
Sigit saat itu menyetujui ide dibongkarnya jalur tersebut. Tapi Polri akan lebih dulu berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta hingga Kemenhub terkait hal ini.
"Saya setuju untuk jalur sepeda permanen nanti dibongkar saja. Kami akan studi banding ke luar, bagaimana sepeda olahraga dan sepeda terkait untuk bekerja, dengan jamnya dan pengaturan luasnya nanti akan kami koordinasikan dengan Kemenhub dan Pemda sehingga jalur sepeda tetap ada dan jam dibatasi sehingga tidak mengganggu pengguna lain," ucap Sigit.
ADVERTISEMENT