IDI: Jika Uji Klinis Vaksin Sinovac Tak Hitung Penerima Plasebo, Efikasi 96%

16 Januari 2021 19:57 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menyuntikan vaksin Sars-cov-2 Sinovac kepada tenaga kesehatan di RS Siloam, Jakarta, Kamis (14/1). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menyuntikan vaksin Sars-cov-2 Sinovac kepada tenaga kesehatan di RS Siloam, Jakarta, Kamis (14/1). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Vaksinasi corona di Indonesia telah dimulai sejak Rabu (13/1). Vaksin Sinovac menjadi yang pertama kali dipakai dari 7 vaksin yang telah ditetapkan Kemenkes.
ADVERTISEMENT
Meski vaksinasi sudah dimulai, tingkat efikasi atau kemanjuran vaksin Sinovac masih menjadi perbincangan di masyarakat. BPOM menyatakan berdasarkan hasil uji klinis tahap III di Bandung, tingkat efikasi vaksin Sinovac terhadap 1.600 relawan mencapai 65,3%.
Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M Faqih, meminta masyarakat tak perlu meragukan kemanjuran vaksin Sinovac.
Daeng menyatakan, efikasi 65,3% persen bukan didapat dengan membandingkan berapa relawan yang mendapatkan vaksin Sinovac dan berapa yang terpapar corona. Sebab efikasi termasuk menghitung relawan penerima plasebo atau obat kosong.
Ketua PB IDI Daeng M Faqih memberikan sambutan pada acara penandatanganan nota kesepahaman antara BPJS dan PB IDI di Kantor PB IDI, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Daeng menyebut, apabila penghitungan efikasi tak memasukkan kelompok penerima plasebo sebanyak 800 orang, tingkat kemanjuran vaksin Sinovac mencapai 96% lebih. Sebab dari 800 relawan penerima vaksin, hanya 26 orang yang terjangkit corona atau 3,25%.
ADVERTISEMENT
"Dikira penghitungannya sederhana, berapa yang disuntik vaksin, berapa yang kena, berapa yang tidak kena. Kalau itu jadi dasar, maka tingkat perlindungannya (vaksin Sinovac) 96 persen lebih," ujar Daeng dalam diskusi Smart FM, Sabtu (16/1).
Namun penghitungan efikasi, kata Daeng, tak seperti itu. Ia menyebut tingkat efikasi harus menghitung berapa penerima vaksin dan penerima plasebo yang terpapar corona.
Dari 1.600 relawan uji klinis di Bandung, sebanyak 800 orang menerima vaksin Sinovac dan 800 orang mendapat plasebo. Daeng menyebut relawan penerima vaksin yang terpapar corona hanya 26 orang atau 3,25%. Sedangkan penerima plasebo yang terpapar corona 75 orang atau 9,4%.
Seorang dokter menerima satu dosis vaksin Sinovac di fasilitas kesehatan, di Jakarta, Kamis (14/1). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
Merujuk data tersebut, berikut penghitungan efikasi vaksin Sinovac: (0,094–0,0325)/0,094 x 100 persen = 65,3 persen.
ADVERTISEMENT
"Efikasi itu mengambil angka perbandingan antara kelompok yang disuntik dengan vaksin dan disuntik dengan plasebo. Berapa persen yang disuntik plasebo itu terinfeksi dan berapa persen yang disuntik vaksin yang terinfeksi, kemudian dikurangkan. Itulah hasilnya kemudian muncul angka 65,3 persen," ucapnya.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, Daeng meminta masyarakat tak khawatir terhadap vaksin Sinovac yang saat ini digunakan, termasuk ke Presiden Jokowi.
"Iya (tak usah khawatir) karena yang diambil yang perlu diketahui masyarakat itu sampel yang diambil di Bandung itu berisiko rendah. Jadi kalau di daerah yang cenderung penularannya rendah, tidak sebesar risiko tinggi, itu masih mampu mencegah 65 persen dari kemungkinan terinfeksi," pungkasnya.
Saksikan video menarik di bawah ini: