Hendropriyono Ingatkan Semua Pihak agar Hati-Hati soal Al-Zaytun

24 Juli 2023 12:26 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
AM. Hendropriyono. Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
AM. Hendropriyono. Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal (Purn) AM Hendropriyono, mengingatkan semua pihak terkait pemberitaan soal Pondok Pesantren Al Zaytun.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan Hendro usai acara pengukuhan Kepala BNN Komjen Petrus Reinhard Golose sebagai Guru Besar Tetap STIK di Jalan Tirtayasa, Jakarta Selatan, pada Senin (24/7).
"Tolong kita masyarakat, kan, pers yang menjadi penyambung aspirasi," ujar Hendropriyono kepada wartawan.
Hendro meminta agar media hati-hati terkait pemberitaan Al Zaytun.
"Tolong hati-hati dalam merespons sesuatu seperti Al Zaytun, waspada aja, hati-hati," tuturnya dengan santai.
Hendropriyono juga memberikan tanggapan soal tudingan membekingi Pondok Pesantren Al-Zaytun.
Hendro menegaskan, kedekatannya dengan Al Zaytun karena dahulu posisinya sebagai pejabat.
"Dulu, kan, saya pejabat. Nah, itu kan (Ponpes Al-Zaytun) diresmikan Presiden Republik Indonesia. Ya itu aja, ya, selama 2001-2004," ujar Hendro.
Ponpes Al-Zaytun diresmikan oleh Presiden BJ Habibie. Saat itu Hendropriyono menjabat sebagai Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (1998-1999).
ADVERTISEMENT
"Saya, kan, bagaimana presiden saya," ujarnya sambil tertawa.
Panji Gumilang setelah diperiksa Bareskrim Polri. Foto: Thomas Bosco/kumparan
Nama Hendropriyono tersangkut dalam isu Al-Zaytun, usai video lawas Hendropriyono beredar luas di media sosial.
Salah satu video viral itu beredar di media sosial Tiktok yang diunggah oleh akun @rajo_tanjung pada (19/5) lalu. Video itu memperlihatkan sosok pria yang diduga Hendropriyono itu menganggap bahwa Panji Gumilang adalah sahabatnya.

Sejarah NII dan Al-Zaytun

Menkopolhukam Mahfud MD pekan lalu menceritakan sejarah kelompok Negara Islam Indonesia (NII) hingga operasi intelijen yang dilakukan oleh Ali Moertopo pada masa Orba dengan membentuk NII tandingan.
Mahfud membeberkan, NII hasil operasi dan bentukan pemerintah waktu itu salah satu wilayahnya adalah Komandemen 9, yang sekarang menjadi Al Zaytun.
"NII diadu dengan NII, maka NII akan hancur sendiri, kira-kira begitu," tutur Mahfud.
ADVERTISEMENT
Sesudah merasa nyaman dengan pemerintah, kemudian Panji Gumilang memecahkan diri, menampilkan sosok Al-Zaytun yang seperti sekarang.