Hasto Buka Beasiswa Gratis untuk Bandingkan Jokowi-SBY, 53 Orang Daftar

25 Oktober 2021 16:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto hadir fisik dalam upacara hybrid PDIP peringati HUT ke-76 RI. Foto: Dok. PDIP
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto hadir fisik dalam upacara hybrid PDIP peringati HUT ke-76 RI. Foto: Dok. PDIP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membuka beasiswa bagi masyarakat luas untuk membuat kajian perbandingan kepemimpinan Presiden Jokowi dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
ADVERTISEMENT
Beasiswa ini diinisiasi Hasto secara pribadi. Ia mengaku terkejut dengan antusiasme mahasiswa yang ikut melamar untuk mendapatkan beasiswa yang secara khusus melakukan kajian akademis guna membandingkan kepemimpinan Presiden Jokowi dan Presiden SBY. Sejauh ini, sudah terdapat 53 orang yang mendaftar.
“Peminatnya sangat banyak, mencapai 53 orang. Sebagian besar mengambil program S2 dan S3 dan berasal dari kalangan perguruan tinggi ternama. Ada dari Universitas Indonesia, UGM, Universitas Airlangga, UIN Banda Aceh, hingga dari Oslo University, Manila University, Universiti Sains Malaysia. Kajian penelitian antara lain mencakup ilmu pemerintahan, politik, kebijakan publik, kepemimpinan, psikologi, manajemen, kelembagaan organisasi pemerintahan dan lain-lain," kata Hasto, Senin (25/10).
Hasto mengatakan nantinya hasil kajian dapat digunakan sebagai bagian dari pendidikan politik terkait proses kepemimpinan hingga tanggung jawab seorang presiden.
ADVERTISEMENT
"Hasil penelitian itu nantinya sangat penting sebagai bagian pendidikan politik bangsa tentang proses menjadi pemimpin, kapasitas pemimpin, prestasi pemimpin, tanggung jawab dan bagaimana legacy seorang presiden diambil," kata dia.
SBY menyambangi Jokowi di Istana Merdeka Foto: Yudhistira Amran/kumparan
"Apakah kepemimpinan seorang presiden benar-benar untuk bangsa dan negara atau hanya untuk kepentingan popularitas semata," lanjut Hasto.
Selain itu, kata dia, berbagai kajian terkait kualitas pemilu selama kepemimpinan seorang presiden juga penting. Misalnya, mengapa dalam era demokrasi dengan kompetisi yang sangat ketat, pada tahun 2009 ada parpol yang mencapai kenaikan perolehan suara 300%.
Menurut Hasto, penelitian ini menarik, apakah hal itu sebagai hasil kerja organisasi atau campur tangan kekuasaan.
“Penelitian tentang kualitas pemilu sangat penting, mengingat saat ini sedang dibahas tahapan Pemilu. Bagi PDI Perjuangan upaya peningkatan kualitas Pemilu menjadi tema kajian akademis yang sangat menarik karena objektif dan bisa metodologinya bisa dipertanggungjawabkan secara akademis," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Dengan mengedepankan riset untuk analisis kebijakan, kata Hasto, diharapkan dapat meningkatkan kualitas demokrasi dan bagaimana sistem politik Indonesia benar-benar mengabdi pada rakyat, bangsa dan negara Indonesia.