HAM PBB Selidiki Penembakan Wartawan Al-Jazeera oleh Israel

12 Mei 2022 2:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Shireen Abu Akleh, reporter Al Jazeera yang terbunuh. Foto: Twitter
zoom-in-whitePerbesar
Shireen Abu Akleh, reporter Al Jazeera yang terbunuh. Foto: Twitter
ADVERTISEMENT
Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Michelle Bachelet, mendesak dan akan melakukan penyelidikan independen atas pembunuhan jurnalis senior Al-Jazeera.
ADVERTISEMENT
Jurnalis bernama Shireen Abu Aqleh (51) itu tewas ditembak mati saat meliput operasi militer Israel di Jenin, Palestina.
Bachelet mengaku terkejut atas pembunuhan jurnalis media asa Qatar itu. Saat ini, pihaknya telah melakukan pencarian fakta di lapangan dan mendesak penyelidikan independen dan transparan.
"Kami terkejut atas pembunuhan jurnalis Shireen Abu Aqleh saat meliput operasi militer Israel di Jenin, Palestina," kata Bachelet dikutip dari AFP, Kamis (12/5).
Michelle Bachelet Foto: REUTERS/Eric Vidal
Ia mengatakan bahwa pihak PBB tengah melakukan verifikasi fakta di lapangan.
“Kantor kami di lapangan memverifikasi fakta. Kami mendesak penyelidikan independen dan transparan atas pembunuhannya. Impunitas harus diakhiri,” kata Kepala Ham PBB itu.
Dalam kejadian ini, Al-Jazeera menuduh tentara Israel yang menembak tewas Shireen Abu Aqleh. Namun Perdana Menteri Israel Naftali Bennett membantah tuduhan tersebut.
Orang-orang membawa jenazah dan jaket antipeluru dari reporter Al Jazeera Shireen Abu Akleh, yang terbunuh oleh tembakan tentara Israel selama serangan Israel, di Jenin di Tepi Barat yang diduduki Israel, Rabu (11/5/2022). Foto: Mohamad Torokman/REUTERS
Bennett malah mengeklaim, terdapat kemungkinan bahwa tembakan tersebut bisa saja dilepaskan oleh orang Palestina.
ADVERTISEMENT
"Menurut informasi yang kami kumpulkan, tampaknya orang-orang Palestina bersenjata yang menembak tanpa pandang bulu pada saat itu. [Palestina] bertanggung jawab atas kematian malang wartawan itu," kata Bennett dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari AFP.
Penembakan wartawan ini menuai sorotan, tak hanya PBB Uni Eropa juga menuntut penyelidikan independen. Sementara Amerika Serikat mengatakan penembakan fatal itu harus "diselidiki secara transparan".