Habib Rizieq Mengaku Difitnah Selama di Arab: Dari KTP Palsu hingga Bendera ISIS

20 Mei 2021 12:51 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Habib Rizieq berdoa di tengah Aksi 212 Pada 21 Februari 2017. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Habib Rizieq berdoa di tengah Aksi 212 Pada 21 Februari 2017. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Habib Rizieq Syihab mengungkapkan alasan kepergiannya bersama keluarga ke Arab Saudi pada 2017 lalu. Ia bahkan tinggal di Arab Saudi hingga 3,5 tahun.
ADVERTISEMENT
Menurut Habib Rizieq, kepergiannya itu untuk menghindarkan konflik horizontal yang ketika itu meruncing. Ia menilai hal itu terjadi karena ada pihak yang tidak menerima kekalahan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam Pilkada DKI 2017.
"Karena itulah, saya dan keluarga memilih jalan untuk sementara waktu hijrah ke Kota Suci Makkah, demi menghindarkan konflik horizontal yang bisa mengantarkan kepada kerusuhan dan pertumpahan darah. Saya dan keluarga mengambil visa izin tinggal selama setahun di Kota Suci Makkah dengan harapan setelah setahun semua bisa kembali normal dan tenang kembali, sehingga kami bisa pulang dan berdakwah seperti semula," papar Habib Rizieq membacakan pleidoi di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis (20/5).
Habib Rizieq kurang lebih 3,5 tahun berada di Saudi. Saat itu, ia mengaku tak bisa pulang karena dicekal oleh pemerintah Saudi atas permintaan pemerintah Indonesia. Namun, pemerintah kerap membantah hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Selama berada di Arab Saudi, Habib Rizieq mengaku tetap mendapat serangan fitnah.
"Saya pun di Kota Suci Makkah mengalami berbagai teror dan intimidasi dari operasi intelijen hitam yang menyampaikan info fitnah tentang saya kepada Pemerintah Saudi, sehingga saya diinterogasi oleh Kantor Penyidik Intelijen Saudi Arabia," kata dia.
Mantan Imam Besar FPI itu juga bercerita saat izin visa dia dan keluarga habis, ia tidak bisa pulang ke Indonesia. Alasannya ia dicekal atas permintaan pemerintah Indonesia.
"Saya dan keluarga berulang kali mencoba pulang tapi selalu gagal, dan Kedubes RI di Saudi Arabia bukan membantu kami sebagai WNI, bahkan justru sering membuat pernyataan-pernyataan kontroversial yang memojokkan kami sekeluarga, sehingga kami tinggal di Kota Suci Makkah selama tiga setengah tahun," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Habib Rizieq, pencekalan itu telah menyebabkan ia dan keluarga mengalami overstay karena visa yang berlaku hanya 1 tahun saja. Ia pun menyatakan bahwa upaya tersebut bukan pencekalan, tetapi pengasingan.
Atas pencekalan itu, ia mengaku terus berupaya melawan. Namun beberapa kali gagal. Belum lagi adanya narasi dari dalam negeri terkait apa saja konsekuensi bila ia pulang ke Indonesia.
"Para oligarki menggerakkan gerombolan piaraannya dari semua kalangan untuk membuat pernyataan, baik secara eksplisit maupun implisit, untuk tebar ancaman menakut-nakuti bahwa kalau saya pulang akan ditangkap dan ditahan," kata dia.
"Dan berbagai pernyataan tersebut diviralkan oleh para BuzzeRp bayaran. Namun saya tetap bertekad harus pulang, karena Indonesia adalah Tanah Air saya dan negeri saya tercinta, serta medan juang saya untuk membela agama, bangsa dan negara, apa pun risikonya," sambung dia.
ADVERTISEMENT

Teror Bendera ISIS

Ilustrasi ISIS Foto: REUTERS/Alaa Al-Marjani
Habib Rizieq juga mengaku saat berada di Saudi ada sejumlah teror yang ia rasakan bersama keluarga. Mulai dari banyaknya orang tidak dikenal yang mendatangi rumahnya karena dituduh membuat KTP palsu, hingga ia pernah ditangkap polisi.
"Selama pengasingan di Kota Suci Makkah, kami sekeluarga juga terus diteror oleh operasi intelijen hitam, seperti: ada orang mengaku sebagai Petugas Keamanan Saudi mendatangi rumah kami dan menuduh kami membuat iqomah palsu yaitu semacam KTP Kota Makkah," ungkap Habib Rizieq.
"Saya juga pernah ditangkap polisi di tengah jalan tanpa sebab yang jelas di hadapan istri dan putri-putri saya, serta puncaknya ada pemasangan Bendera Hitam ISIS di dinding luar rumah tinggal saya di Kota Suci Makkah, sehingga saya ditangkap dan diborgol tangan maupun kaki serta ditutup mata dengan kain, lalu ditahan di sel penjara politik Saudi di Kota Suci Makkah selama sehari semalam," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Namun setelahnya, ia mengaku dilepas dan dinyatakan tidak bersalah. Ia kemudian membuat laporan polisi agar mengusut tuntas pemasangan bendera hitam ISIS tersebut.
Menurut Habib Rizieq, ada hikmah di balik peristiwa itu. Ia mengaku jadi kenal dengan petinggi intelijen Saudi yang memberikan bantuan saat berada di negara tersebut.
"Dengan bantuan mereka selanjutnya saya tanpa visa izin tinggal tapi bisa bebas bergerak untuk menunaikan Ibadah Haji tiap tahun dan Umrah setiap saat, serta ziarah Madinah kapan saja, juga mereka pantau keamanan saya sekeluarga selama di Saudi. Bahkan saya bisa terima tamu ratusan orang tiap hari di rumah tinggal saya, sambil membaca dan mengkaji kitab bersama para tamu, dan sekaligus bisa buka pengajian untuk para WNI yang tinggal di Makkah," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Para petinggi intelijen Saudi itu juga, kata Rizieq, yang membantu dia mencabut pencekalan hingga memudahkan pulang ke Indonesia.

Tantangan Sebelum Pulang

Habib Rizieq Syihab melambaikan tangan setibanya di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (10/11). Foto: Aditya Noviansyah/kumparan
Habib Rizieq mengatakan, ia dan keluarga akhirnya bisa pulang dengan membeli tiket maskapai Saudia pada 9 November 2021. Namun, ada beberapa kendala yang terjadi beberapa hari sebelum kepulangannya.
Nama dia dan keluarga sempat hilang 2 kali dari komputer pembelian tiket. Ia menyebut hal itu merupakan upaya menggagalkannya pulang ke Indonesia.
Kejadian itu yang melatarbelakangi Rizieq bersama dengan anggota FPI lainnya membuat video meminta doa kepada ulama dan habaib agar kepulangannya tak ada hambatan lagi. Video tersebut pun sempat viral di Indonesia.
"Rekaman Video tersebut untuk memohon doa bukan untuk mengundang kerumunan atau menghasut umat untuk langgar prokes, sebagaimana tuduhan Jaksa Penuntut Umum yang penuh syahwat pemidanaan terhadap saya," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Adapun pada hari H kepulangan, ada putrinya yang juga namanya hilang dari komputer penerbangan Saudia. Namun hal itu bisa diselesaikan, dan Rizieq sekeluarga bisa pulang ke tanah air.
"Penghilangan nama saya dan keluarga secara sistematis dan rahasia dari sistem komputer dan database penerbangan Saudia bukan kerjaan hacker biasa, apalagi sekelas BuzzeRp recehan, tapi itu semua merupakan operasi intelijen tingkat tinggi," pungkasnya.