Gunung Ile Lewotolok di NTT Menggeliat, Warga Diimbau Waspadai Material Erupsi

2 Juli 2022 16:23 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung api Ili Lewotolok mengeluarkan material vulkanik di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata,  NTT, Rabu (2/12/2020). Foto: Kornelis Kaha/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Gunung api Ili Lewotolok mengeluarkan material vulkanik di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, NTT, Rabu (2/12/2020). Foto: Kornelis Kaha/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masyarakat di tiga desa yang berada di kaki Gunung Ile Lewotolok, Lembata, NTT, diminta mewaspadai potensi guguran material saat intensitas erupsi semakin tinggi.
ADVERTISEMENT
Imbauan ini disampaikan pihak Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok bagian dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
"Daerah yang perlu diwaspadai adalah tiga desa karena masuk dalam kawasan zona merah, yaitu Jontona, Lamawolo dan Lamatokan," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok, Stanis Arakian, dikutip dari Antara, Sabtu (2/7).
Berdasarkan laporan pihak Pos Pemantauan Gunung Ile Lewotolok NTT, sejak Sabtu dini hari pukul 00.00 WITA sampai 06.00 WITA jumlah letusan gunung tersebut mencapai 15 kali dan menimbulkan getaran di beberapa desa.
Lontaran lava pijar erupsi Gunung Ile Lewotolok yang sebabkan kebakaran hutan dan lahan. Foto: BNPB
Oleh karena itu, kata Stanis, apabila ada anomali yang membahayakan maka warga siap untuk diungsikan atas perintah PVMBG.
Stanis menjelaskan berdasarkan data kegempaan selama enam jam terakhir, sistem magma mulai kembali terbuka, setelah sempat tertutup sementara 24 jam terakhir.
ADVERTISEMENT
Erupsi Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur , Sabtu (2/7/2022) dini hari. Foto: Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok
Data seismik enam jam terakhir berupa 43 kali gempa hembusan dan jenis gempa lainnya sehingga aktivitas siang ini cenderung landai ketimbang 24 jam terakhir.
"Akan tetapi kita terus pantau setiap pergerakan magmanya, dan jangan lupa tetap waspada dalam status siaga ini," tambah Stanis.
Hingga saat ini, aktivitas gunung api yang sempat meletus pada November 2020 itu sangat tinggi. Statusnya masih berada di level III atau siaga.

Jarak Aman dari Puncak Gunung Ile Lewotolok

Seorang anggota Basarnas menggendong bocah ketika tim gabungan mengevakuasi warga yang masih bertahan dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III erupsi Gunung Ili Lewotolok di Kecamatan Ile Ape Timur, NTT Kamis (3/12/2020). Foto: Kornelis Kaha/ANTARA FOTO
Masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 kilometer dari puncak/kawah, radius 3,5 kilometer untuk sektor tenggara, radius 4 km untuk sektor timur dan timur laut.
ADVERTISEMENT
"Masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman guguran lava pijar dan awan panas dari bagian timur puncak/kawah Gunung Ile Lewotolok," imbau Stanis.
Disamping itu, mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya, maka masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ile Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.