GPKR Bantah Din Syamsuddin Ambruk Usai Orasi saat Demo Putusan MK di Patung Kuda

24 April 2024 22:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Din Syamsuddin berorasi terkait sidang putusan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2024 di Patung Kuda, Jakarta, Senin (22/4/2024). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Din Syamsuddin berorasi terkait sidang putusan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2024 di Patung Kuda, Jakarta, Senin (22/4/2024). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Komite Aksi Bersama Gerakan Penegak Kedaulatan Rakyat (GPKR) merespons pemberitaan mengenai Din Syamsuddin yang dikabarkan ambruk di tengah demo putusan MK di kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, pada Senin (22/4).
ADVERTISEMENT
Komite Aksi Bersama GPKR membantah informasi tersebut. Din Syamsuddin tidak ambruk sama sekali saat berorasi maupun setelahnya.
"Beliau berorasi cukup lama di panggung di bawah terik panas matahari dengan penuh semangat walau sedang batuk, menyadarkan massa bahwa keputusan MK bukan kiamat sambil menyampaikan pesan Al-Quran tentang kesabaran dalam perjuangan," demikian keterangan tertulis dari Komite Aksi Bersama GPKR, Rabu (24/4).
Berikut pernyataan lengkap Komite Aksi Bersama GPKR:
1 Menyesalkan adanya berita tersebut yang tidak sesuai kenyataan bahwa Prof. Dr. Din Syamsuddin sama sekali tidak ambruk baik selama berorasi maupun setelahnya.
2 Beliau berorasi cukup lama di panggung di bawah terik panas matahari dengan penuh semangat walau sedang batuk, menyadarkan massa bahwa keputusan MK bukan kiamat sambil menyampaikan pesan Al-Quran tentang kesabaran dalam perjuangan.
ADVERTISEMENT
3 Bahkan selesai orasi, karena sudah masuk waktu zuhur, beliau menyerukan jedah salat zuhur. Dia kemudian berjalan menyeberang jalan untuk mencari posisi tepat untuk imam. Semula beliau akan memimpin sendiri salat zuhur berjemaah dari trotoar. Namun karena ada Ketua Umum PFI Habib Muhammad Al-Attas, Prof. Din Syamsuddin menyilakan beliau menjadi imam. Karena jalan tidak rata dan mengalami sakit lutut Prof. Din memilih salat sambil duduk.
3 Setelah salat Prof. Din Syamsuddin masih duduk bersama jemaah membaca selawat diiringi Kelompok Hadhrah FPI.
4 Jelang pulang, sajadah yang diduduki Prof. Din mau diambil, maka dia merebahkan badan agar sajadah mudah diambil. Rupanya foto saat itu disebar seolah-olah Prof. Din ambruk.
5 Setelah itu Prof. Din Syamsuddin bangkit dari tempat duduk dan berjalan di tengah ribuan massa, banyak yang menyalaminya menuju mobil yang cukup jauh.
ADVERTISEMENT
6 Alhamdulillah Prof. Din Syamsuddin sehat walafiat dan tetap menggerakkan aksi menegakkan kedaulatan rakyat.