Gejala-gejala yang Diidap Kasus Omicron Siluman, Ada Diare

28 Maret 2022 12:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona Omicron. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona Omicron. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Subvarian Omicron BA.2 atau yang lebih dikenal dengan varian Omicron Siluman merupakan varian yang tengah menjadi varian perhatian berbagai negara di dunia. Sebab, tingkat penyebaran infeksinya yang cepat.
ADVERTISEMENT
Meskipun semua orang harus tetap harus waspada dalam menghadapi varian Omicron Siluman, tetapi terdapat sebagian orang yang perlu ekstra berhati-hati dalam menghadapi varian baru ini.
Dokter darurat dan profesor kebijakan dan manajemen kesehatan di Sekolah Kesehatan Masyarakat Institut Milken Universitas George Washington, Dr. Leana Wen mengungkapkan, orang yang rentan terhadap COVID walaupun sudah melakukan vaksinasi tetap harus lebih berhati-hati.
Dr. Leana menjelaskan orang yang memiliki gangguan kekebalan sedang maupun berat dengan kondisi medis yang mendasarinya mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit dan menyatakan orang orang dengan kondisi tersebut melakukan pencegahan ekstra.
“"Itu termasuk mengenakan masker berkualitas tinggi (N95, KN95 atau KF94) di semua tempat umum dalam ruangan, menghindari kerumunan besar dan bepergian hanya untuk alasan penting. Sebelum berkumpul dengan orang lain, mereka mungkin ingin meminta orang lain untuk dites. COVID-19,” dikutip dari Times Of India, Senin (28/3).
ADVERTISEMENT
Jika tertular infeksi selama gelombang BA.1, masyarakat masih perlu tindakan tindakan pencegahan tambahan dalam penanganan varian karena sifat penularan varian Omicron Siluman baru ini sangat cepat.
Sampai saat ini gejala yang dihadirkan oleh varian Omicron Siluman ini tidak secara spesifik berbeda dengan varian awal Omicron atau BA.1. Seperti pilek, nyeri tubuh, sakit tenggorokan, sakit perut, diare, pilek, kelelahan, sakit kepala dan batuk.
Dijelaskan WHO bahwa varian Omicron Siluman ini memungkinkan gelombang lain infeksi COVID dikarenakan tingkat transmisi yang tinggi sehingga menjadi subjek pantauan oleh para ahli.
“Penelitian telah menunjukkan bahwa BA.2 memiliki keunggulan pertumbuhan dibandingkan BA.1. Studi sedang berlangsung untuk memahami alasan keunggulan pertumbuhan ini, tetapi data awal menunjukkan bahwa BA.2 tampaknya lebih mudah menular daripada BA.1, yang saat ini tetap menjadi sublineage Omicron yang paling umum dilaporkan."
ADVERTISEMENT
Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut, Omicron Siluman sudah menyebar di Indonesia sejak Januari 2022. Namun sejauh ini tak menyebabkan kenaikan kasus signifikan.
Reporter: Rachel Koinonia