Gaya Panglima TNI, Kapolri, dan 3 Kepala Staf Jadi Lakon Wayang Orang

15 Januari 2023 19:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto dari kiri ke kanan: KSAL, KSAD, Panglima TNI, Kapolri, dan KSAU konferensi pers sebelum lakon Pandawa Boyong di TIM, Jakarta, Minggu (15/1/2023). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Foto dari kiri ke kanan: KSAL, KSAD, Panglima TNI, Kapolri, dan KSAU konferensi pers sebelum lakon Pandawa Boyong di TIM, Jakarta, Minggu (15/1/2023). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
TNI Angkatan Laut memperingati hari Dharma Samudera pada 15 Januari. Puncak acara digelar di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dengan menampilkan wayang orang,
ADVERTISEMENT
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, KSAL Laksamana Muhammad Ali, KSAD Jenderal Dudung dan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo tampil dalam pertunjukan itu.
Mereka akan bermain Pandawa Boyong. Berkisah tentang perjuangan Pandawa yang merupakan lambang kehidupan, yang mengajak masyarakat untuk lebih memahami, menghayati, dan mengamalkan semangat serta nilai-nilai Pancasila yang diwakili oleh masing-masing sosok Pandawa Lima.
Pagelaran itu turut dimeriahkan oleh aktor dan aktris nasional. Yudo Margono menyebut, sekitar 450 orang yang terlibat.
Foto dari kiri ke kanan: KSAD, Panglima TNI, Kapolri, dan KSAU konferensi pers sebelum lakon Pandawa Boyong di TIM, Jakarta, Minggu (15/1/2023). Foto: Luthfi Humam/kumparan
Yudo Margono berperan sebagai Bima Sena, Kapolri Listyo Sigit sebagai Prabu Puntadewa, Muhammad Ali sebagai Batara Baruna, Dudung Abdurahman sebagai Batara Brama, dan Fadjar Prasetyo sebagai Eyang Abiyasa.
Yudo menyebut, pagelaran ini selain bentuk dari pelestarian budaya, juga sebagai bentuk sinergisitas antara TNI dan Polri.
ADVERTISEMENT
“Sekaligus ini juga sinergisitas TNI-Polri selain menjaga keamanan, kedaulatan, dan melindungi tumpah darah Indonesia, juga sinergisitas TNI-Polri dalam memelihara budaya asli Indonesia,” kata Yudo kepada wartawan sebelum pagelaran di TIM, Minggu (15/1).
Lebih lanjut, kata Yudo, lakon Pandawa Boyong ini memiliki makna dan pesan untuk masyarakat agar lebih memahami, menghayati, dan mengamalkan pancasila.
“Di sisi lain banyak filosofi yang tentunya bisa kita peroleh nilai-nilai luhur, nilai nilai kesaktian, nilai-nilai kepemimpinan yang ada di filosofi yang akan diselenggarakan malam hari ini,” tutup dia.