G7 Kutuk Pembatasan Hak Perempuan yang Diberlakukan Taliban di Afghanistan

13 Mei 2022 10:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perempuan mengenakan burka di Afghanistan. Foto: Wakil Kohsar/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan mengenakan burka di Afghanistan. Foto: Wakil Kohsar/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kelompok G7 pada Kamis (12/5/2022) mengutuk pembatasan pada perempuan dan anak perempuan yang diberlakukan Taliban di Afghanistan. G7 juga menuduh kelompok garis keras tersebut telah mengisolasi negara itu.
ADVERTISEMENT
"Kami menyerukan kepada Taliban untuk segera mengambil langkah-langkah untuk mencabut pembatasan pada perempuan dan anak perempuan," kata menteri luar negeri Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat dalam sebuah pernyataan.
"Kami mengutuk pengenaan langkah-langkah yang semakin membatasi yang sangat membatasi separuh kemampuan penduduk untuk berpartisipasi penuh, setara dan bermakna dalam masyarakat," kata mereka seperti dikutip dari AFP.
Anggota Taliban duduk di atas kendaraan militer selama parade militer Taliban di Kabul, Afghanistan. Foto: Ali Khara/REUTERS
"Dengan membatasi hak-hak perempuan dan anak perempuan, Taliban semakin mengasingkan diri dari komunitas internasional," kata para menteri.
Ketika Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan tahun lalu, mereka menjanjikan aturan akan lebih lunak dibanding saat pertama kali berkuasa dari 1996 hingga 2001. Pada masa itu, pemerintahan mereka ditandai dengan banyak pelanggaran hak asasi manusia.
ADVERTISEMENT
Namun nyatanya, mereka malah semakin membatasi hak-hak warga Afghanistan, khususnya anak perempuan dan perempuan. Wanita dilarang untuk menempuh sekolah menengah dan menjadi pegawai negeri.
Para wanita pun dilarang bepergian sendirian. Pihak berwenang pada pekan lalu bahkan memerintahkan mereka untuk menutup penuh tubuhnya di depan umum, idealnya dengan burqa.
Para menteri luar negeri G7 berkumpul pada hari Kamis untuk pertemuan tiga hari di Jerman sebagai pemegang kursi kepresidenan kelompok tersebut. Selain Afghanistan, para menteri berencana untuk membahas perang di Ukraina dan sejumlah masalah global mendesak lainnya.
Penulis: Sekar Ayu