Foto: Sisa Pertempuran Melawan ISIS di Kota Marawi

24 Mei 2019 13:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah tentara saat berada di antara puing-puing bangunan di Marawi, Filipina. Foto: AFP/NOEL CELIS
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah tentara saat berada di antara puing-puing bangunan di Marawi, Filipina. Foto: AFP/NOEL CELIS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dua tahun lalu, tepatnya 23 Mei 2017, Kota Marawi, Filipina, dimasuki oleh kelompok bersenjata yang mengibarkan bendera hitam ISIS.
ADVERTISEMENT
Kelompok ISIS tersebut memicu gejolak dan peperangan selama lima bulan.
Setelah peperangan itu, bangunan-bangunan yang hancur itu direncanakan dibangun kembali. Namun, pemerintah Filipina tidak berharap pembangunan tersebut akan selesai sebelum akhir tahun 2021.
Penundaan tersebut mengakibatkan sekitar 100 ribu penduduk terdampar di kamp-kamp pengungsian kumuh.
Marawi sangat penting, karena merupakan kota mayoritas Muslim terbesar di selatan negara tersebut.
Akan tetapi, kota tersebut seakan-akan terkunci dengan lingkaran kemiskinan, serta aliran ekstremisme yang dibawa oleh kelompok separatis selama beberapa dekade.
Foto udara yang memperlihatkan puing-puing bangunan yang hancur di Marawi, Filipina, setelah 2 tahun ISIS berada di wilayah tersebut. Foto: AFP/NOEL CELIS
Foto udara yang memperlihatkan puing-puing bangunan yang hancur di Marawi, Filipina, setelah 2 tahun ISIS berada di wilayah tersebut. Foto: AFP/NOEL CELIS
Sejumlah tentara saat berada di antara puing-puing bangunan di Marawi, Filipina. Foto: AFP/NOEL CELIS
Sejumlah tentara saat berada di antara puing-puing bangunan di Marawi, Filipina. Foto: AFP/NOEL CELIS
Puing-puing bangunan di Marawi, Filipina, setelah 2 tahun ISIS berada di wilayah tersebut. Foto: AFP/NOEL CELIS
Seorang tentara berada di Kota Marawi. Foto: AFP/NOEL CELIS
Dua orang tentara mendeteksi bom di Marawi. Foto: AFP/NOEL CELIS
Sebuah barang milik warga Marawi yang ditinggalkan setelah peperangan terjadi. Foto: AFP/NOEL CELIS