LIPSUS FORMULA E - Krispi

Formula E Diburu Tenggat

17 Februari 2020 17:29 WIB
comment
18
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kemelut Formula E. Ilustrator: Indra Fauzi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kemelut Formula E. Ilustrator: Indra Fauzi/kumparan
“Waktunya relatif terbatas dan kita harus mengerahkan seluruh sumber daya tapi dengan tetap menggunakan kawasan Monas,” kata Anies Baswedan.
Gubernur DKI Jakarta itu sadar waktu penyelenggaraan Formula E kian mepet. Ajang balap mobil listrik itu sesuai rencana akan dihelat di kawasan Monas pada 6 Juni mendatang.
Formula E, menurut Anies, adalah ajang yang sesuai dengan gagasannya untuk menjadikan Jakarta sebagai kota metropolitan internasional berkonsep green city.
Tawaran bagi Jakarta untuk menggelar Formula E tiba pada Juni 2019. Dino Patti Djalal, mantan duta besar Indonesia untuk Amerika Serikat, yang pertama kali menyampaikan ide tersebut ke Anies di Balai Kota DKI.
Kala itu, Dino datang bersama Marcus, perwakilan Formula E. Singkatnya, dalam satu kali pertemuan, Anies setuju agar Jakarta menjadi tuan rumah Formula E.
Pada pertengahan Juli 2019, Anies terbang ke Amerika Serikat. Di sela memenuhi rangkaian kegiatan sister city di sana, ia bertemu bos Formula E, Alejandro Agag dan Alberto Kongo.
Kemelut Formula E. Ilustrator: Indra Fauzi/kumparan
Anies mempresentasikan rencana Indonesia menjadi calon tuan rumah Formula E. Dari pertemuan itu dan sejumlah komunikasi lanjutan, Jakarta akhirnya terpilih sebagai tuan rumah Formula E untuk lima tahun ke depan (2020-2024).
Kawasan Monas dipilih sebagai arena balap karena dinilai penyelenggara Formula E sebagai kawasan yang paling merepresentasikan Indonesia. Jakarta mengalahkan kota kandidat lain seperti Singapura dan Manila.
Pulang dari Amerika Serikat, Anies menemui Presiden Jokowi. Dia menyampaikan rencana Jakarta menjadi tuan rumah Formula E. Jokowi menyampaikan persetujuan secara verbal.
Anies kemudian menemui Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi untuk membicarakan peluang Jakarta dalam Formula E. Lagi-lagi, Anies mendapat lampu hijau.
Di legislatif, ganjalan Anies hanya muncul dari Partai Solidaritas Indonesia. PSI mempertanyakan keuntungan penyelenggaraan Formula E yang tak sebanding dengan anggaran yang harus dikeluarkan. Apalagi, Pemprov DKI punya pekerjaan rumah terkait kepentingan publik seperti penanganan banjir.
“Lebih penting citranya Jakarta atau kesejahteraan warganya? Citra itu kan nggak terukur,” ujar anggota DPRD PSI, Idris Ahmad, kepada kumparan, Jumat (14/2).
Anies Baswedan bersalaman dengan pembalap Formula E. Foto: Dok. Istimewa
Bermodal persetujuan presiden, langkah Anies mewujudkan gelaran Formula E di Jakarta tak lantas mulus. Rapat Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka, 5 Februari lalu, menolak Monas sebagai lokasi arena Formula E.
Dalam pertemuan itu, penolakan disampaikan Menteri Sekertaris Negara, Menteri PUPR, Menteri Lingkungan Hidup, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Cuma dua menteri yang bersikap abstain, yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Menteri Perhubungan.
Tak lama setelah forum berakhir, Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Setya Utama menegaskan penolakan tersebut.
“Dari hasil rapat Komisi Pengarah, tidak setuju apabila dilaksanakan di dalam area Monas. Kalau di luar silakan, kalau di dalam tidak,” ujar Setya usai rapat bersama Komisi Pengarah di gedung Setneg, Jakarta, Rabu (5/2).
Dua hari kemudian, arah angin berbalik. Komisi Pengarah mengeluarkakan surat B-3/KPPKMM/02/2020 berisi lampu hijau penyelenggaraan Formula E di Monas. Tapi izin itu tak lantas mengakhiri polemik Formula E.
Pembangunan Plaza Selatan Monas. Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi yang sebelumnya mendukung, malah berbalik mengritik keras Anies. Dia menyebut Anies melakukan pembohongan demi memuluskan gelaran Formula E di Monas.
Prasetyo menduga ada manipulasi surat gubernur tentang tindak lanjut keputusan Komisi Pengarah kepada Mensesneg tertanggal 11 Februari 2020. Dalam poin kedua surat tersebut dituliskan bahwa Pemprov DKI Jakarta dalam rangka menjaga fungsi, kelestarian lingkungan, dan cagar budaya di kawasan Medan Merdeka, mendapat rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya DKI untuk melaksanakan Formula E.
Nyatanya, menurut Ketua TACB DKI Jakarta Mundardjito, timnya tak pernah mengeluarkan rekomendasi tersebut.
“Saya enggak dapat detailnya dan enggak diminta, bukan tidak memberikan rekomendasi,” tuturnya kepada kumparan. “Jadi yang salah dia (Pemprov), enggak teliti,” imbuh Mundardjito.
Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Saefullah, menyebut terdapat salah ketik dalam surat gubernur. Semestinya rekomendasi diberikan oleh Tim Sidang Pemugaran (TSP), bukan TACB.
Kekeliruan itulah, ujarnya, yang menyebabkan mispersepsi sehingga Anies banyak dicecar pertanyaan. Pemprov DKI pun mengirim ulang surat kepada Setneg dengan mengganti rekomendasi dari TACB menjadi TSP.
Rute Formula E. Desainer: Dimas Prahara/kumparan
Prasetyo juga menyoroti usul rute balap yang justru mengubah desain awal revitalisasi Monas yang telah dipersiapkan dari awal 2019. Kini, revitalisasi Monas seolah-olah dirancang menyesuaikan dengan kebutuhan balapan Formula E.
“Bayangan saya, revitalisasi Monas yang jelas akan dibuat yang baik. Tapi kok namanya jadi plaza. Nah, plaza ini, kalau saya lihat, dikasih karpet dikasih aspal,” kata Prasetyo, Kamis (13/2).
Plaza Selatan Monas memang masuk rute balapan Formula E. Rute sepanjang 2,6 kilometer itu nantinya memiliki tiga zona. Plaza Selatan Monas masuk zona B yang direncanakan sebagai tempat finis.
Sumber kumparan yang terlibat dalam pembahasan Formula E, revitalisasi Monas memang diarahkan untuk persiapan penyelenggaraan Formula E. Pasalnya, anggaran persiapan Formula E dari APBD 2020 belum cair.
Namun hal tersebut dibantah oleh Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Kota, dan Pertanahan DKI Jakarta, Heru Hermawanto. “Formula E nggak ada hubungannya (dengan revitalisasi Monas). Hanya kebetulan saja (berbarengan),” katanya.
Heru menegaskan, revitalisasi dilakukan dalam rangka perbaikan kawasan Monas, dan itu telah direncanakan sejak 2018. Menurutnya, revitalisasi merujuk pada Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 1995 tentang Pembangunan Kawasan Medan Merdeka di Wilayah DKI Jakarta.
Pembangunan Plaza Selatan Monas di Jakarta. Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Formula E sebenarnya tidak masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Anies menyebut gelaran Formula E hanya akan menyedot 1,8 persen dari total APBD 2020. Anggaran tersebut menurutnya tak akan mengganggu program lain.
Untuk menjadi tuan rumah, Jakarta perlu menggelontorkan dana sekitar Rp 1,6 triliun. Pemprov DKI Jakarta pun mengajukan anggaran dalam APBD-P 2019 dan APBD 2020.
Bila dirinci, Jakarta diwajibkan membayar commitment fee kepada pihak Formula E sekitar Rp 360 miliar. Setiap tahun, commitment fee itu naik 2 persen. Commitment fee dianggarkan oleh Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Jakarta.
Ada pula biaya tambahan senilai Rp 934 miliar. Rinciannya, Rp 378,46 miliar untuk penyelenggaraan dan Rp 556,22 miliar untuk asuransi. Selain itu, Pemprov DKI lewat Dinas Olahraga dan Pemuda turut mengajukan biaya Rp 600 juta untuk sosialisasi.
PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku BUMD yang ditunjuk sebagai penyelenggara juga mengajukan suntikan dana berupa penyertaan modal daerah sejumlah Rp 305,2 miliar dari APBD DKI 2020.
Dana tersebut akan digunakan untuk pre-feasibility study dan research and development sebesar Rp 5 miliar; untuk civil works dan perbaikan jalan raya Rp 112 miliar; untuk dinding dan pagar Rp 48 miliar; untuk pembuatan trek dan jalur balap Rp 67,2 miliar; untuk layanan umum seperti keamanan, kebersihan, manajemen lalu lintas Rp 10 miliar; untuk honor tim pelaksana lokal Rp 6 miliar; untuk biaya tak terduga Rp 25 miliar; serta untuk safety dan race materials Rp 32 miliar.
Meski turut mengajukan pendanaan, Jakpro bertanggung jawab atas sponsorship Formula E. Namun saat ini Jakpro belum merilis sponsor Formula E Jakarta. Menurut Dirut Jakpro, Dwi Wahyu Daryoto, sponsorship masih dalam taraf negosiasi.
Waktu kian mepet. Kurang dari empat bulan lagi, Formula E dihelat.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten