Firli Bahuri: Saya Tak Bisa Hindari Popularitas karena Pimpin Lembaga Populer

16 Maret 2022 14:58 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua KPK Firli Bahuri saat menerima kunjungan Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Danpuspomal) Mayjen TNI di KPK, Selasa (28/12). Foto: KPK
zoom-in-whitePerbesar
Ketua KPK Firli Bahuri saat menerima kunjungan Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Danpuspomal) Mayjen TNI di KPK, Selasa (28/12). Foto: KPK
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua KPK Firli Bahuri membuat catatan mengenai sepak terjangnya di lembaga antirasuah. Catatan tersebut ia unggah di Twitter pada Minggu (13/3).
ADVERTISEMENT
Sejumlah hal ia sampaikan, mulai dari kritik hingga isu teranyar terkait lagu mars dan hymne KPK. Ia juga menanggapi soal banyaknya sorotan terhadap dirinya dalam memimpin KPK.
"Saya ingin berbagi rasa soal konsekuensi tugas itu karena catatan ini bisa menggambarkan perbedaan saya dengan orang lain. Intinya saya ingin nampak apa adanya. Saya tidak suka sok istimewa karena saya ini hanya anak kampung yang miskin pada dasarnya," kata Firli dilihat kumparan di Twitter, Rabu (16/3).
Dalam cuitannya, Firli mengatakan bahwa sebagai aparat penegak hukum harus adil sejak dari niat dan pikiran. Dia pun menegaskan tidak pernah menganggap dirinya istimewa, sebab itu merupakan bentuk ketidakadilan.
Hal tersebut, kata Firli, yang ia terapkan dalam bertugas sehari-hari di KPK. Dia pun kemudian menanggapi sejumlah isu yang akhir-akhir ini mencuat di muka publik.
ADVERTISEMENT
Pertama, Firli bicara soal penilaian orang lain terhadapnya. Dia menilai ada dua sisi yang penilaian terhadapnya.
"Di satu sisi ada yang mendukung, di sisi lain ada yang tidak mendukung, ada yang suka ada yang tidak suka, ada yang cinta dan ada yang benci," kata Firli.
Firli menganggap hal tersebut wajar saja, karena dalam bertugas penuh dengan ekspose dan pemberitaan. Jenderal bintang tiga purnawirawan Polri ini mengaku pernah bertugas dalam peran-peran yang lebih berat, tetapi tidak dikenal karena tidak mewajibkan dirinya populer. Kini tugas di KPK berbeda.
"Tapi sekarang saya tidak bisa menghindari popularitas karena setiap hari saya memimpin lembaga yang sangat populer. Maka nama saya baik sebagai pribadi maupun sebagai pemimpin lembaga ikut terseret popularitas. Adalah tidak wajar apabila kita menghindari fakta ini," kata Firli.
Ketua KPK Firli Bahuri saat konferensi pers terkait penangkapan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi diduga terkait jual beli jabatan, di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (6/1/2022). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Kedua, Firli mengatakan ingin mengomentari secara adil terkait adanya kelompok atau orang yang menilai dan memantau tindak perilakunya secara pribadi maupun pimpinan lembaga. Terkait itu, Firli bicara soal KPK yang bekerja di bawah UU hasil revisi.
ADVERTISEMENT
"Kini, KPK menjadi lembaga negara dalam rumpun eksekutif dan dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya tidak terpengaruh kekuasaan mana pun, walau pun dengan pengawasan yang sangat ketat," kata dia.
Firli mengatakan, dengan revisi tersebut, sejak awal dia berkeyakinan semakin diawasi KPK tidak akan menjadi semakin buruk. Justru degan pengawasan akan mendorong untuk mengerahkan yang terbaik.
"Jika kita tidak diawasi boleh jadi kita hanya menerima tepuk tangan dan pujian, padahal kita sedang melakukan kesalahan, yang kesalahan itu akan menjadi beban mereka mereka yang datang setelah kita," kata dia.
Dia mengatakan apabila ada orang yang merasa sudah melakukan hal yang benar dan tidak ingin diawasi maka itu bertentangan dengan prinsip check and balances dalam demokrasi.
Firli Bahuri memberikan penghargaan kepada istrinya Ardina Safitri di acara peluncuran hymne dan mars KPK, Kamis (17/2/2022). Foto: Twitter/@BSiumlala
Ketiga, Firli bicara soal adanya yang mempersoalkan soal munculnya dukungan kepada dirinya berupa spanduk, media sosial, dan pernyataan emak-emak di kampung dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
"Sekali lagi saya justru memandang bahwa itulah akibat dari hal-hal yang saya sampaikan di awal. Biasa saja," ucap Firli.
Beberapa waktu lalu memang sempat muncul spanduk dengan foto Firli Bahuri dan tulisan pemberantasan korupsi. Namun KPK membantah lembaga yang memasang spanduk tersebut.
"Saya juga mengerti kenapa ada yang terganggu, padahal saya tidak punya hubungan dengan orang orang yang mengenal saya dari jarak jauh; ada yang membenci ada yang menyayang semuanya sudah di luar kendali saya. Biasa saja," ucap dia.
Keempat, dia merasa apa pun yang dilakukannya cenderung sangat dinilai dan dikritisi. Bahkan istrinya pun turut disorot, terkait menciptakan lagu mars dan hymne untuk KPK.
"Bahkan istri saya pun, ikut disorot. Beliau yang mencintai seni dan musik itu, karena rasa bangganya menjadi bagian dari kerja pemberantasan korupsi di KPK lalu menciptakan lagu yang merupakan hak setiap warga negara untuk mencipta. Beliau juga memperoleh kritik," kata Firli.
ADVERTISEMENT
"Padahal, sebagai karya lagu itu telah didaftarkan tahun lalu di Direktorat hak cipta kemenkumham. lalu pencipta lagu itu menyumbangkannya kepada lembaga tempat saya bekerja dan lembaga menerima lagu itu dengan sebuah ucapan terima kasih," sambung dia.
Lirik Hymne KPK Ciptaan istri Firli Bahuri, Ardina Safitri. Foto: Youtube/KPK RI
Belakangan pembuatan mars dan hymne KPK oleh istri Firli ini memang disorot. Bahkan dilaporkan ke Dewas KPK, karena dinilai konflik of interest. Selain itu, penyerahan penghargaan oleh Firli kepada istrinya pun dinilai sebagai bentuk ketidak hati-hatian atas kewenangan KPK.
"Saya terima kritik ini, termasuk kritik kepada pencipta lagu itu dan tentu saya tidak akan menghindar. Apabila itu semua demi kebaikan bangsa dan negara saya akan teruskan. Saya ingin tetap menjadi manusia biasa, menjadi Patriot bangsa yang bekerja untuk Indonesia Raya," ucap Firli.
ADVERTISEMENT
"Saya sadar memimpin sebuah lembaga yang saya harus jaga reputasi dan kehormatannya, tetapi saya tak ingin menjadi manusia yang berbeda. Kita manusia biasa yang berusaha menegakkan hukum dan etika dalam tugas kita sebagai manusia biasa, sebagai warga dan sebagai hamba Tuhan Yang Maha Kuasa," pungkas dia.