Firli Bahuri Minta Para Istri Jadi Benteng Antikorupsi Suami, Bukan Sebaliknya

5 Agustus 2020 14:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua KPK Firli Bahuri menyampaikan tanggapannya saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi III DPR di komplek Parlemen, Jakarta.  Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ketua KPK Firli Bahuri menyampaikan tanggapannya saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi III DPR di komplek Parlemen, Jakarta. Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua KPK, Komjen Pol Firli Bahuri, memperingati HUT ke-46 Hari Dharma Wanita Persatuan yang jatuh pada Rabu (5/8) ini.
ADVERTISEMENT
Dalam peringatan kali ini, Firli meminta istri-istri para PNS agar menjadi benteng bagi suaminya untuk menghindari korupsi. Salah satunya, dengan menanamkan nilai-nilai ketuhanan hingga kejujuran kepada keluarganya.
"Seseorang yang memiliki peran penting untuk mengajarkan serta menanamkan integritas dan akhlak yang baik kepada keluarganya, dengan nilai-nilai ketuhanan, agama dan kemanusiaan, kejujuran, kegigihan, keberanian, keadilan, dan tanggung jawab yang tinggi menjadi karakter pada suami dan anak-anaknya," ujar Firli dalam keterangannya.
"Karakter itulah yang dibutuhkan negeri ini untuk dapat lepas dan bebas dari berbagai persoalan mendasar bangsa, seperti perilaku koruptif dan penyakit korupsi yang telah berurat akar di republik ini," sambungnya.
Ketua DPRD Kutai Timur Encek Unguria mengenakan rompi tahanan usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (3/7). Foto: Indrianto Eko Suwarso/Antara Foto
Firli tak ingin para istri abdi negara justru membuat dan menjerumuskan suaminya dalam kasus korupsi. Sebab menurut catatan Firli, terdapat beberapa kasus korupsi yang ditangani KPK justru menyeret para istri penyelenggara negara.
ADVERTISEMENT
"Semisal istri AS (Ade Swara) eks Bupati Karawang, istri eks Wali Kota Palembang RH (Romy Herton), istri Bupati Empat Lawang, BAA (Budi Antoni Al Jufri), istri Gubernur nonaktif Sumatera Utara GPN, (Gatot Pujo Nugroho), dan yang terbaru EUR (Encek Unguria Riarinda) istri Ismunandar selaku Bupati Kutai Timur," kata Firli.
Untuk itu, kata Firli, KPK membentuk gerakan antikorupsi yang melibatkan wanita pada 2014 lalu, salah satunya Saya Perempuan Anti-Korupsi (SPAK) yang berbasis pendekatan keluarga. Gerakan tersebut telah melatih ribuan wanita sebagai motor penggerak di 34 provinsi di Indonesia.
"Mungkin sudah menjadi kodrat atau sifat alami kaum hawa khususnya ibu-ibu yang senang berkumpul untuk berbagi cerita, menceritakan isi hatinya (curhat) kepada sesama, termasuk berbagi pesan dan cerita betapa destruktifnya perilaku koruptif dan laten antikorupsi bagi diri sendiri, keluarga, bangsa dan negara," ucapnya.
Pelajar memperlihatkan pin bertuliskan 'Berani Jujur Hebat!' saat mengikuti kegiatan bertajuk 'Jelajah Negeri Bangun Antikorupsi'. Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
"Gerakan ini adalah salah satu dari program strategi pemberantasan korupsi KPK melalui pendekatan pendidikan masyarakat, untuk membentuk mindset dan culture-set segenap elemen dan anak bangsa agar terbebas dari perilaku koruptif dan laten korupsi," lanjut Firli.
ADVERTISEMENT
Ia berharap dengan gerakan tersebut, para istri benar-benar menjadi benteng antikorupsi bagi keluarga masing-masing.
"Saya telah melihat dan merasakan sendiri andil besar, pengorbanan, kesetiaan dan ke-ikhlasan seorang istri dalam kehidupan saya, mulai dari ibu hingga istri tercinta," kata Firli.
"Semoga wanita-wanita Indonesia dapat menjadi seorang istri seperti kata Bung Haji Rhoma Irama dalam lirik lagunya, 'Hanya istri soleha yang menjadi perhiasan dunia, Hanya isteri yang beriman bisa dijadikan teman, dalam tiap kesusahan, selalu jadi hiburan'," tutupnya.